Jumat, November 22, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

17 Tahun Pembunuhan Munir Masih Menjadi Misteri

Aktivis HAM di Indonesia bernama Munir Said Thalib meninggal dunia pada 7 September 2004 lalu, atau kini sudah 17 tahun.

Kasus kematian Munir masih menjadi misteri hingga saat ini, karena masih banyak kejadian yang masih belum terungkap.

Hingga kini setiap tahun, kematian Munir Said Thalib diperingati dalam upaya menolak lupa, Munir dibunuh karena setiap perkataan dan pernyataan diberikan benar.

Walaupun kasus ini beberapa kali dibentuk tim investigasi khusus, tapi hasilnya tidak pernah membuat publik puas.

Seperti diketahui Munir meninggal di dalam pesawat Garuda Indonesia dengan nomor GA-974.

Tepatnya pada 7 September 2004 di usianya yang ke-39 tahun. Munir meninggal dalam perjalanan menuju Amsterdam, Belanda.

Sebelumnya pesawat itu transit di Bandara Changi Singapura.

Adapun, tujuannya pergi adalah untuk melanjutkan studinya di Universitas Utrecht.

Munir dimakamkan pada 12 September 2004 di TPU Sisir, Batu, Jawa Timur.

Sementara hasil autopsi menunjukkan adanya racun arsenik. Adapun dosis arsenik yang ditemukan pada jasad Munir memiliki dosis yang sangat fatal.

Sejumlah fakta dalam persidangan menyebutkan kemungkinan Munir diracun dalam penerbangan Jakarta-Singapura.

Namun, ada juga kemungkinan Munir diracun saat transit. Munir mulai merasakan sakit di perutnya usai transit.

Kasus pembunuhan kematian Munir ditemukan banyak kejanggalan. Pasalnya, Pollycarpus yang saat itu menjadi pilot ternyata sedang dalam masa cuti.

Bahkan Indra Setiawan mengatakan bahwa ia memberikan surat tugas kepadanya.

Tiga hari sebelum keberangkatan, Munir diketahui menerima telepon dari seseorang bernama Pollycarpus.

Dalam telepon itu Pollycarpus memastikan Munir untuk naik penerbangan GA 974.

Indra mengaku mendapat permintaan dari BIN, namun ia membantah telah terlibat dalam konspirasi pembunuhan Munir tersebut.

Bahkan pada persidangan, sempat terungkap adanya rekaman telepon antara Muchdi dengan Pollycarpus. Namun, rekaman itu tak pernah dibawa ke pengadilan.

Pada masa era kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono, sempat dibentuk tim pencari fakta untuk mencari kebenaran kasus ini.

Namun, hingga akhir masa kepemimpinannya, bahkan hingga sekarang, hasil investigasi itu tak pernah ditunjukkan pada publik.

Pada 10 Oktober 2016, Komisi Informasi Pusat membuat putusan agar pemerintahan di era Presiden Joko Widodo mengumumkan hasil investigasi tersebut.

Hingga kini, sampai pembunuhnya sudah bebas dan meninggal dunia, siapa sebenarnya otak pembunuhan Munir masih menjadi misteri yang belum terungkap. ***

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles