Jakarta, Demokratis
Sebanyak 2.250 mahasiswa dari 250 universitas telah lulus Program Bangkit 2021 yang merupakan program peningkatan kapasitas mahasiswa di bidang start-up digital.
Program tersebut bagian dari perwujudan program Kampus Merdeka yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbduristek) bekerja sama dengan Google, Gojek, Tokopedia, dan Traveloka.
“Program Bangkit sangat dekat di hati saya karena pertemuan antara sosial dan entrepreneurship, bukan hanya kemampuan teknis dan kompetensi, tetapi jiwa entrepreneur anak-anak muda semakin terasah, itu yang terpenting,” kata Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anawar Makarim, saat menyampaikan pesannya kepada para lulusan Program Bangkit, Kamis (15/7/2021).
Program Bangkit sudah digelar dua kali sebelumnya pada 2021. Program tersebut secara khusus menyiapkan mahasiswa siap berkarier di bidang teknologi.
Fokus pembelajaran peserta Program Bangkit adalah machine learning (TensorFlow), mobile development (Android), dan cloud computing (Google Cloud).
Lewat Program Bangkit, mahasiswa diharapkan bisa dibekali kemampuan pengembangan start-up digital yang berbasiskan teknologi dan inovasi.
“Keluar dari Program Bangkit, sebarkan kemampuan dan kemauan. Ambil risiko dan coba hal-hal baru, banyak bertanya dan banyak berkarya,” kata Nadiem.
Mendikbudristek mengatakan, Program Bangkit menjadi perwujudan visi Kampus Merdeka, yaitu mahasiswa mencari ilmu dan pengalaman dari berbagai tempat khususnya dunia industri. Kampus Merdeka bertujuan menghilangkan sekat antara akademia, riset, dan industri. Sebaliknya, ketiganya harus menjadi ekosistem untuk memunculkan talent-talent dari mahasiswa.
Penilaian
Mendikbudristek mencontohkan mahasiswa kini bisa mendapatkan penilaian sistem kredit semester (SKS) lewat magang di industri, riset, termasuk dengan mengikuti Program Bangkit.
“Misalnya, mahasiswa bisa mengikuti Program Bangkit dari Google, lalu magang dapat sertifikat di salah satu unicorn untuk mencari pengalaman, dan menambah satu semester lagi mengajar di SD/SMP membantuk numerasi, literasi atau informatika. Bayangkan dengan tiga semester tetapi betapa kaya pengalaman mahasiswa keluar dari universitas,” ujar Nadiem.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek Nizam mengapresiasi inovasi setiap peserta Program Bangkit. Dia mengatakan proyek peserta Program Bangkit menjadi solusi nyata dalam menjawab permasalahan sosial masyarakat.
“Teknologi pada akhirnya untuk kemajuan kemanusiaan yang lebih baik dan kenyamanan lebih baik dan mewujudkan planet yang lebih hijau,” ujar Nizam.
Para mahasiswa yang lolos seleksi Program Bangkit mengikuti pembelajaran online selama 18 minggu sejak Februari 2021. Kemudian di akhir semester, akan dipilih 15 tim proyek akhir untuk pengembangan lebih lanjut termasuk hibah inkubasi dan dukungan dari perguruan tinggi yang menjadi mitra program.
Khusus
Peserta terbaik, akan mendapat pelatihan dari Stanford University melalui program khusus.
Peserta yang menyelesaikan program akan mendapat tambahan hingga 20 SKS sesuai ketentuan universitas masing-masing. Setelah menyelesaikan program, peserta akan diundang ke virtual career fair, di mana mereka akan mendapatkan akses peluang kerja eksklusif ke perusahaan terkemuka di Indonesia.
Pada 2021, program Bangkit melibatkan berbagai perusahaan teknologi terkemuka di Indonesia seperti Gojek, Tokopedia, dan Traveloka yang dibantu oleh lebih dari 370 instruktur relawan dan fasilitator pembelajaran dari Google dan mitra terkait.
Adapun mitra kerja sama tersebut terdiri dari 13 Traveloka, 23 Tokopedia, 41 Google, 41 Gojek, dan satu Deep Tech. (Red/Dem)