Samarinda, Demokratis
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) bersama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) mengalokasikan dana hampir Rp1,8 triliun untuk memperkuat ekosistem riset nasional. Anggaran jumbo ini ditujukan bagi para peneliti di seluruh Indonesia dalam skema program riset kompetitif dan hilirisasi hasil penelitian.
Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Stella Christie saat mengunjungi Politeknik Pertanian Negeri (Politani) Samarinda, Rabu (18/6/2025).
BIMA, atau Badan Inovasi, Riset, dan Pengabdian Masyarakat, selama ini menjadi platform utama pengajuan proposal riset yang pendanaannya disediakan oleh Kemendiktisaintek. Namun, menurut Stella, grand call baru dari LPDP akan membawa skema berbeda, yakni pendanaan langsung kepada peneliti.
“Insentif langsung kepada peneliti sangat penting untuk mendorong terciptanya riset yang kompetitif dan berkualitas. Kita ingin semakin banyak peneliti terlibat aktif agar riset Indonesia tidak hanya bertumbuh, tapi juga berdampak luas,” jelasnya.
Ia juga menyebut bahwa skema pendanaan LPDP akan menyasar tahap hilirisasi riset. Artinya, hasil-hasil penelitian akan diarahkan untuk bisa menjawab kebutuhan industri, masyarakat, atau mendukung program-program strategis di tingkat daerah.
“Kalau tidak sampai hilirisasi, riset akan berhenti di publikasi. Kami ingin hasil riset bisa masuk ke industri, ke UMKM, bahkan ke kebijakan pemerintah daerah,” tambahnya.
Langkah ini sekaligus menjadi upaya pemerintah untuk memperkuat posisi riset dan inovasi dalam pembangunan nasional serta menciptakan dampak nyata dari dunia akademik untuk masyarakat. (Albert S)