Senin, Juni 30, 2025

Pelaksanaan Program Barak Militer Ala Gubernur Jabar KDM Pasca Gelombang Ke-II Akan Dihentikan

Subang, Demokratis

Gonjang ganjing pelaksanaan program masuk barak militer yang digagas oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi atau biasa disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM) yang cukup kontroversil dipastikan akan dihentikan setelah penyelenggaraan gelombang kedua selesai.

Keputusan ini muncul usai pembahasan antara DPRD Jawa Barat dan Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar yang menilai perlu adanya pendekatan berbeda dalam pembentukan karakter siswa.

Anggota Komisi V DPRD Jawa Barat, Hasbullah Rahmad, menyampaikan bahwa pihaknya telah menyepakati penghentian program yang selama ini menyasar siswa bermasalah di tingkat SMA dan SMK.

“Kami telah berdiskusi dengan Disdik Jabar dan sepakat bahwa pelaksanaan program barak militer akan dihentikan setelah gelombang kedua,” ujarnya pada Senin, 23 Juni 2025, seperti dilansir dari nitikan.id.

Menurut Hasbullah, penguatan karakter siswa selanjutnya akan difokuskan melalui kurikulum Muatan Lokal (Mulok), salah satunya melalui pembelajaran Bahasa Sunda yang dikolaborasikan dengan nilai-nilai kedisiplinan dan budaya luhur.

“Mulok akan menjadi instrumen utama pembentukan karakter siswa, tanpa meninggalkan unsur kedisiplinan yang bisa diintegrasikan dalam kegiatan sekolah,” jelasnya.

Ia juga menambahkan, ke depannya unsur TNI maupun Polri tetap dapat dilibatkan dalam pendidikan karakter, namun dalam format yang lebih edukatif di lingkungan sekolah, seperti pelatihan baris-berbaris, sosialisasi hukum, serta penyuluhan tentang bahaya narkoba dan kekerasan.

Sementara itu, anggota Komisi V lainnya, Zaini Shofari, mengkritisi transparansi dan efektivitas penggunaan anggaran dalam program ini. Ia menyoroti bahwa alokasi dana yang besar tidak sebanding dengan hasil yang dapat diukur secara konkret.

“Anggaran sekitar Rp11 juta per siswa untuk program 10 hari tentu menjadi pertanyaan besar. Di mana dampak jangka panjangnya? Ini mengindikasikan lemahnya perencanaan,” tegas Zaini, seperti dikutip dari teropongnews.

Diketahui, Pemprov Jabar telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp6 miliar dari APBD 2025 untuk pelaksanaan program barak militer ini, yang ditujukan bagi 900 siswa. Gelombang pertama telah diikuti oleh 350 siswa, sementara sisanya dijadwalkan akan mengikuti pada gelombang selanjutnya.

Program ini sebelumnya sempat menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Sebagian pihak mendukung karena dinilai mampu membentuk karakter pelajar yang disiplin dan tangguh, namun tidak sedikit pula yang mengkritisi pendekatan militeristik dalam dunia pendidikan. Program ini mengusung nilai-nilai budaya Sunda seperti Cageur, Bageur, Bener, Pinter, Singer sebagai pijakan filosofisnya. (Abdulah)

Related Articles

Latest Articles