New York, Demokatis
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres prihatin krisis kemanusiaan yang makin dalam di Jalur Gaza, Palestina, saat warga sipil menghadapi gelombang pengungsian massal lainnya dengan sedikit tempat yang aman untuk dituju.
Serangan Israel dalam beberapa hari terakhir telah menewaskan dan melukai banyak warga Palestina di lokasi yang menampung orang-orang yang mengungsi dan yang lainnya yang berusaha mengakses pasokan penting, menurut pernyataan dari Juru Bicara PBB Stéphane Dujarric pada Hari Kamis.
“Sekretaris Jenderal mengutuk keras hilangnya nyawa warga sipil,” kata Dujarric, dilansir dari WAFA, Jumat (4/7/2025).
Hanya dalam satu hari minggu ini, hampir 30.000 orang terpaksa mengungsi berdasarkan perintah relokasi Israel yang baru, tanpa tempat yang aman untuk dituju dan pasokan tempat berlindung, makanan, obat-obatan, atau air yang jelas tidak memadai, tambahnya.
Tanpa bahan bakar yang memasuki Gaza selama lebih dari 17 minggu, Kepala PBB juga “sangat khawatir jalur kehidupan terakhir untuk bertahan hidup terputus.”
“Tanpa pasokan bahan bakar yang mendesak, inkubator akan berhenti beroperasi, ambulans tidak akan dapat menjangkau yang terluka dan sakit dan air tidak dapat dimurnikan,” jelas Dujarric.
“Pengiriman bantuan kemanusiaan yang menyelamatkan nyawa yang tersisa di Gaza oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan mitra-mitranya juga akan terhenti,” tandasnya.
Sekretaris Jenderal PBB menegaskan kembali seruannya untuk akses kemanusiaan yang aman dan berkelanjutan, sehingga bantuan dapat menjangkau orang-orang yang sangat membutuhkan.
Terpisah, sumber medis di Gaza mengonfirmasi jumlah korban Palestina sejak konflik baru pecah pada 7 Oktober 2023 hingga kemarin telah mencapai 57.130 jiwa, sementara korban luka-luka mencapai 135.173 orang. (IB)