Jakarta, Demokratis
Assalamualaikum Baitullah sebuah Film karya Daeng Ratu diangkat dari Novel Best Seller karya Asma Nadia ebuah drama emosional, tentang seorang perempuan yang menemukan kembali dirinya di tengah badai, dan bagaimana keikhlasan dan doa menjadi cahaya ketika segalanya terasa gelap.
Asalamualaikum Baitutullah hasil produksi terbaru dari VMS Studio, dengan hangat dan penuh makna telah menggelar Gala Premiere di XXI Epicentrum Jakarta, Kamis (10/7/2025). Malam Gala Premiere dibuka dengan penampilan menyentuh lagu ‘Jalan Cinta’ oleh Fadhilah Intan, yang membawakan lagu Jalan Cinta, yang tiap baitnya seolah menyuarakan isi hati banyak orang yang memeluk rasa kecewa dengan kepasrahan dan belajar ikhlas yang akan tayang resmi diseluruh bioskop Indonesia mulai 17 Juli 2025.
Pemain Assalamualaikum Baitutullah Michelle Ziudith, Arbani Yasiz, Tissa Biani, Miqdad Adaussy, Ummi Quary, Vonny Anggraini hingga Maudy Koesnaedi ikut menyaksikan langsung perjalanan Amira di layar lebar, seorang perempuan yang kehilangan, dikhianati, lalu memulai ulang hidupnya lewat doa dan keberanian untuk memaafkan. Banyak air mata jatuh malam itu. Bukan hanya dari Amira, tapi juga dari mereka yang merasa sedang berada di titik yang sama: lelah, kecewa, dan mencari jalan pulang.
“Aku jadi sadar bahwa ujian bisa datang kapan saja, ke siapa saja. Dan di situlah kita diuji untuk yakin bahwa setiap doa, seberapapun sakitnya proses menunggu, akan dijawab Allah dengan cara terbaik. Bahkan lebih baik dari yang kita bayangkan,” katanya.
“Assalamualaikum Baitullah adalah obat penyemangat untuk siapa pun, terutama perempuan, yang sedang jatuh di tengah ujian. Harapannya film ini bisa menjadi teman. Film ini tidak menggurui, hanya ingin berkata: kamu tidak sendiri,” ungkap Tony Ramesh, produser film ini.
Sutradara Hadrah Daeng Ratu menambahkan, “Di kesunyian Amira, ada kekuatan yang diam-diam menyembuhkan. Itulah yang ingin kami bagikan, sebuah ruang bagi perempuan untuk berhenti sejenak, dan percaya lagi,” ungkapnya.
Satu pesan yang membekas dari film ini datang dari karakter Ibu Amira, yang lembut namun meneguhkan: “Jangan berkecil hati. Tidak ada doa yang tidak diijabah.” Kalimat itu menjadi jangkar, penanda bahwa selalu ada jalan untuk kembali bangkit dan berharap kepada Sang Pencipta.
Michelle Ziudith berujar, “Amira adalah perempuan yang diam-diam menyimpan badai. Tapi justru dalam diam itulah, ia belajar percaya lagi pada cinta dan takdir yang lebih baik,” jelasnya.
Film ini benar-benar menjadi ruang bagi perempuan untuk berbagi, terutama mereka yang sedang berjuang untuk bertahan di tengah badai kehidupan. (Reny)