Senin, Juli 14, 2025

Ketahanan Pangan Bisa Gagal, Pemerintah Harus Tindak Tegas Pemalsu Pupuk!

Jakarta, Demokratis

Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Rajiv, mengaku prihatin atas temuan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman terkait peredaran pupuk palsu yang berpotensi merugikan petani hingga Rp3,2 triliun.

Rajiv menegaskan, temuan ini bukan sekadar persoalan teknis saja. Namun lebih dari itu, ini menyangkut perlindungan terhadap petani yang menjadi ujung tombak ketahanan pangan.

“Jika pupuk yang beredar tidak terjamin keasliannya, maka swasembada pangan pasti akan terganggu,” kata Rajiv dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (13/7/2025).

Mengingat, sambung dia, peredaran pupuk palsu tersebut sangat merugikan petani karena sebagian besar menggunakan dana pinjaman program kredit usaha rakyat (KUR). Politikus muda Fraksi Partai NasDem ini mendesak pemerintah untuk segera mengusut dan menindak tegas para pelakunya.

“Saya minta pemerintah mengambil langkah-langkah nyata dengan mengusut kemudian menindak tegas pelaku pemalsuan pupuk serta melakukan evaluasi dan perbaikan total sistem distribusi pupuk, termasuk memperkuat pengawasan di lapangan,” tegas legislator asal Dapil Jabar II ini.

Selanjutnya Rajiv menekankan, gagal panen akibat pupuk palsu berarti kerugian berlapis, yakni gagal produksi, kehilangan pendapatan, hingga beban utang yang tak mampu dibayar.

Ia menyoroti dampak langsung yang dirasakan petani, terutama mereka yang menggunakan dana pinjaman seperti KUR untuk membeli pupuk. Ia mengharapkan pemerintah memberikan kompensasi bagi petani yang dirugikan

“Petani yang terdampak harus mendapatkan perlindungan dan kompensasi termasuk skema keringanan atau penjadwalan ulang cicilan KUR,” ujar Rajiv menegaskan.

Lebih jauh, Rajiv menekankan pentingnya kehadiran negara secara nyata dalam melindungi petani, salah satunya dengan menjamin kualitas pupuk yang beredar agar petani tidak kembali menjadi korban.

“Petani kami sudah cukup menderita dengan berbagai tantangan berupa cuaca ekstrem, harga komoditas yang fluktuatif, hingga akses modal yang terbatas. Jangan tambah beban mereka dengan pembiaran terhadap praktik kejahatan seperti ini,” beber dia.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan pihaknya menemukan lima jenis pupuk palsu yang beredar di pasaran, sehingga menyebabkan potensi kerugian petani mencapai Rp3,2 triliun secara nasional.

“Bayangkan, kalau pupuknya palsu, itu kerugian petani, baru kita temukan di lima (jenis) pupuk palsu (potensi kerugian petani) Rp3,2 triliun. Tapi, ini bukan Rp3,2 triliunnya, petaninya langsung bangkrut, ini pinjaman, pinjaman KUR,” kata Mentan di Makassar, Sabtu (12/7/2025).

Meskipun belum menjelaskan secara rinci lokasi dan jenis pupuk yang ditemukan, Mentan menegaskan akan menindak tegas pelaku pemalsuan sesuai aturan hukum yang berlaku dan tidak memberi toleransi.

Ia menyayangkan masih adanya pihak-pihak yang tega menipu petani dengan menjual pupuk palsu, menyebut tindakan itu tidak etis dan harus segera dibersihkan dari sektor pertanian Indonesia. (EKB)

Related Articles

Latest Articles