Selasa, Juli 29, 2025

Ribuan Warga Malaysia Turun ke Jalan Desak Anwar Ibrahim Mundur

Kuala Lumpur, Demokratis

Kursi Perdana Menteri Anwar Ibrahim sedang digoyang. Sepanjang akhirn pekan kemarin, ribuan warga Malaysia turun ke jalan di Kuala Lumpur, menuntut Anwar mundur. Aksi ini jelas jadi sinyal: publik makin resah soal lonjakan biaya hidup dan tudingan janji reformasi yang mandek.

Para demonstran, mayoritas pakai kaus dan ikat kepala hitam bertuliskan “Turun Anwar”, tumpah ruah melintasi pusat kota sebelum kumpul di Lapangan Merdeka. Polisi memperkirakan, ada sekitar 18.000 orang yang ikut menyuarakan opini mereka.

Anwar, yang mulai berkuasa pada November 2022 dengan misi reformasi, kini jadi sasaran kritik. Kebijakannya dinilai membebani rakyat. Sebut saja perluasan pajak penjualan dan jasa, plus penyesuaian subsidi yang dikhawatirkan memicu kenaikan harga barang.

Pekan lalu, Anwar sebenarnya sudah coba meredam gejolak. Ia umumkan bantuan tunai, peningkatan bantuan buat rumah tangga miskin, plus janji turunkan harga bahan bakar. Tapi, sia-sia. Protes tetap jalan terus.

 

Pajak Baru, Harga Melambung, dan Isu Hukum yang Bikin Gerah

Nur Shahirah Leman (23), dari kelompok mahasiswa Islam yang ikut demo, khawatir kebijakan pajak baru dan tarif listrik yang lebih tinggi buat pengusaha besar bakal langsung kena ke masyarakat.

“Pajak ini dibebankan kepada produsen, otomatis akan memengaruhi harga makanan,” kata Shahirah.

Selain isu ekonomi, Anwar juga dihantam kritik soal dugaan campur tangan dalam urusan peradilan dan komitmen pemberantasan korupsi yang dipertanyakan. Beberapa kasus korupsi yang melibatkan ‘orang dekat’ pemerintah dihentikan jaksa.

Belum lagi penundaan penunjukan hakim agung, makin bikin gerah publik dan jadi sorotan tajam bagi pemerintahannya.

Anwar sendiri membantah keras tudingan telah mencampuri proses hukum.

 

Mahathir Ikut Demo

Yang bikin heboh, Mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad yang baru genap berusia 100 tahun, ikut nongol di aksi demo itu! Ia terang-terangan menuduh Anwar menyalahgunakan kekuasaan untuk menekan lawan politiknya.

“Mereka yang tidak bersalah dituntut, yang bersalah dibebaskan,” ujar Mahathir di hadapan massa. Pernyataan pedas ini tentu makin membakar semangat demonstran.

Kita tahu, Mahathir dan Anwar ini musuh bebuyutan lama. Meski sempat ‘rujuk’ dan bareng-bareng gulingkan koalisi Barisan Nasional pada 2018, aliansi mereka cuma tahan kurang dari dua tahun akibat konflik internal. Kini, rivalitas itu seolah muncul lagi di panggung politik Malaysia.

Apakah Anwar akan mampu meredakan badai ini? Atau gelombang desakan mundur akan makin kencang? (IB)

Related Articles

Latest Articles