Bogor, Demokratis
Kepala Desa (Kades) Desa Singasari, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, diduga alergi terhadap wartawan. Pasalnya, terkesan menghindar ketika kontrol sosial hendak mengkonfirmasi ataupun silaturahmi terkait perkembangan Desa Singasari.
Di jaman keterbukaan informasi seperti saat ini sosok pejabat tentu sudah tidak asing lagi dengan media yang mana segala bentuk kegiatan selalu diberitakan, karena media itu sendiri mitra dari pemerintah. Selain itu, media atau pers berfungsi sebagai kontrol sosial yang dilindungi oleh Undang-undang saat menjalankan tugas jurnalistiknya.
Namun justru yang terjadi malah sebaliknya pada kepemimpinan Kades Singasari Euis Suzana sekarang ini, terkesan menghindar ketika tim investigasi media Demokratis mendatangi kantor desa.
Saat ditanya Kades di mana, Linmas menjawab Kades ada di rumah. Selanjutnya wartawan pun mendatangi kediamannya. Begitu wartawan mengucap salam, Euis Suzana langsung pergi sambil menendang pagar rumahnya, diduga tidak mau dikonfirmasi terkait perkembangan program-program desa.
Ketika seorang kepala desa menghindari awak media, hal tersebut menunjukkan sikap yang tertutup dan tidak kooperatif terhadap keterbukaan informasi publik yang seharusnya menjadi hak masyarakat. Tindakan ini dapat menimbulkan tanda tanya mengenai isu tertentu yang dibahas dan menunjukkan potensi masalah dalam pelaksanaan tugas dan fungsi kepala desa sebagai pejabat publik yang harus transparan.
Dengan gaya angkuh kepala Desa Singasari, seolah tidak mau menghormati tamu seharusnya seorang kepala desa memberi contoh yang baik ke perangkat desanya maupun ke masyarakat bagaimana cara menghormati tamu. (Ruslan)