Jakarta, Demokratis
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Stella Christie menegaskan riset harus dipandang sebagai investasi penting untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa, bukan sekadar beban anggaran.
“Riset adalah motor pertumbuhan ekonomi langsung. Bukan sekadar wacana, tetapi hasilnya bisa dirasakan baik dalam jangka pendek maupun panjang,” kata Stella dalam keterangan di Jakarta, Minggu (24/8/2025).
Ia mencontohkan penelitian lokal yang mampu membuka peluang ekonomi global, seperti daun nilam asal Aceh yang kini diekspor ke berbagai negara, serta rumput laut yang berpotensi besar karena Indonesia merupakan salah satu produsen terbesar dunia.
Menurutnya, Indonesia memiliki sumber daya alam dan manusia yang melimpah, namun nilai tambahnya hanya bisa diwujudkan melalui riset dan inovasi.
Karena itu, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) mendorong kolaborasi antara kampus dan industri agar hasil penelitian tidak berhenti di laboratorium.
“Kita harus bertransformasi menjadi universitas berbasis riset. Karena hanya lewat riset, lahirlah inovasi yang bisa menggerakkan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan menjadikan Indonesia pemain global,” tegas Stella.
Sebagai bagian dari langkah itu, Kemdiktisaintek meluncurkan program Diktisaintek Berdampak untuk memperkuat kontribusi perguruan tinggi dalam memecahkan persoalan masyarakat.
Program ini menekankan hilirisasi pengetahuan dan pemanfaatan hasil penelitian agar berdampak nyata bagi bangsa.
Diktisaintek Berdampak juga dirancang untuk mengubah paradigma perguruan tinggi, dari sekadar pusat pendidikan menjadi motor pembangunan berbasis pengetahuan. Fokusnya mencakup sektor strategis seperti ketahanan pangan, kesehatan, energi baru terbarukan, dan teknologi digital. (EKB)