Jakarta, Demokratis
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan lebih dari 400 personel gabungan bekerja siang dan malam selama 24 jam dalam operasi pencarian korban ambruknya bangunan du Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
Kepala BNPB Suharyanto mengatakan, operasi SAR dilaksanakan dengan sistem bergantian, melibatkan penggunaan teknologi pendeteksi korban hingga alat berat untuk evakuasi jenazah.
“Lebih dari 400 personel tim SAR gabungan bekerja siang dan malam selama 24 jam,” kata Suharyanto dalam rekaman suara konferensi pers yang diterima di Jakarta, Jumat (3/10/2025).
Di hadapan puluhan pewarta di tenda media center darurat itu, dia menjelaskan bahwa tim lapangan menggunakan berbagai peralatan khusus, mulai dari search cam flexible Olympus, Xaver 400 wall scanner, hingga multi search leader.
Seiring hasil asesmen terakhir yang tidak lagi menunjukkan tanda-tanda kehidupan, kata dia, pencarian kini berfokus pada evakuasi jenazah.
BNPB juga mengerahkan dukungan logistik dan peralatan, termasuk 200 kantong jenazah, 250 set alat pelindung diri, serta alat berat berupa crane, excavator breaker, dump truck, hingga mobil ambulans.
Menurut dia, anggaran operasional alat berat disiapkan untuk mendukung pencarian selama sepekan. Selain itu BNPB sudah menyalurkan insentif operasional bagi personel SAR gabungan agar misi berjalan optimal.
“Kami terus maksimalkan pencarian, setiap perkembangan hasil operasi akan disampaikan tiga kali sehari,” ujar Suharyanto.
Berdasarkan data sementara per Jumat 3 Oktober pukul 11.45 WIB, jumlah korban terdampak mencapai 166 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 111 orang telah ditemukan dengan rincian 14 orang masih dirawat inap, 89 orang pulang, dan sembilan orang meninggal dunia.
Korban luka dirawat di sejumlah fasilitas kesehatan, antara lain RSUD RT Notopuro Sidoarjo, RS Siti Hajar, RS Delta Surya, RS Sheila Medika, RS Unair, RSUD dr. Mohamad Soewandhie Surabaya, serta RS Sakinah Mojokerto. (JP)