Pangkalpinang, Demokratis
Jembatan Sungai Sambong Jalan Beluluk Kayu Ara dibangun oleh CV Indah Karya Kontruksi dengan menelan biaya Rp 1.708.791.000, dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2018 Kabupaten Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung, terancam roboh.
Pantauan Demokratis di lokasi, beberapa titik jembatan sudah mengalami keretakan serta tidak kurang dari 10 meter talud yang baru dikerjakan itu sudah ambruk ke sungai karena pembangunannya tidak profesional.
Sebelumnya saat pengerjaan jembatan ini sudah terlihat kejanggalan dan menyimpang dari spesifikasi teknis dan gambar. Seperti pemasangan batu bata beberapa item pengerjaan yang tidak dilakukan seperti pemasangan tonggak pembatas jalan hanya terlihat 60 buah setara jalan spek tertulis 100 buah.
Salah seorang sumber masyarakat menyebutkan terlihat kalau pelaksanaan jembatan ini dibuat asal-asalan. “Kalau dalam pengerjaannya berkualitas tidak mungkin dalam satu tahun selesai pemeliharaan talud jembatan sudah ambruk dan terlihat di jembatan sudah mengalami keretakan,” ungkapnya.
Padahal, menurutnya, pada waktu pengerjaan jembatan tersebut diawasi oleh Tim Pengawas, Perencanaan Pemerintah dan Pembangunan Daerah Kejaksaan Negeri Bangka Tengah (TP4D) yang sekarang sudah dibubarkan.
Dan lebih ironis lagi, tambah sumber, proyek jembatan tersebut tidak jauh dari rumah kediaman Ketua DPRD Bangka Tengah. “Sehingga tak perlu jauh-jauh membuat perencanaan kunjungan kerja yang mana acap kali dilalui pulang-pergi dari kantor,” tambahnya.
Sementara Kepala Dinas PU Bangka Tengah, Hasan Basri ketika dikonfirmasi, mengatakan pekerjaan yang pecah-pecah itu tidak termasuk di dalam item pekerjaan. “Itu hanya permintaan Pejabat Pembuat komitmen (PPK) kepada kontaktor membantu dana dari sisa bahan yang ada,” kata Hasan Basri.
Sementara itu, salah satu kontraktor di Bangka Tengah yang dimintai komentarnya mengatakan, di mana pun kontraktor tidak bakalan mau mengerjakan dengan gratis. “Tidak ada rumusnya seorang kontraktor menyelesaikan suatu proyek tanpa dibayar kecuali adanya kongkalingkong dalam menangani pekerjaan proyek tersebut,” ungkap seorang kontraktor di Provinsi Babel. (S Gimpong)