Yerusalem, Demokratis
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu kembali mengguncang panggung politik dengan sebuah deklarasi mengejutkan. Politisi kawakan ini secara gamblang menyatakan akan kembali mencalonkan diri dalam pemilihan umum parlemen pada 2026 mendatang.
Keputusan ini menunjukkan keyakinan tinggi Netanyahu untuk kembali memimpin Israel, meskipun ia memimpin koalisi sayap kanan yang kerap menuai polemik.
Pengumuman tersebut disampaikan langsung oleh Netanyahu dalam sebuah sesi wawancara yang disiarkan oleh stasiun televisi Israel, Channel 14, Sabtu (18/10/2025). Ketika ditanya oleh pewawancara mengenai niatnya untuk maju lagi, pemimpin Partai Likud ini menjawab singkat dan tegas. “Ya,” jawabnya, tanpa keraguan.
Keyakinan Netanyahu tampaknya tak lekang oleh waktu. Ia kembali mengiyakan pertanyaan selanjutnya, yakni mengenai optimismenya untuk memenangkan pemilihan tersebut. Sikap ini mempertegas ambisi politiknya, di mana ia akan berusia 76 tahun pada pekan depan.
Rekam Jejak Panjang di Puncak Kekuasaan
Netanyahu bukanlah wajah baru di kursi kekuasaan Israel; ia justru salah satu yang paling dominan. Riwayat kepemimpinannya terbagi dalam tiga periode terpisah. Ia pertama kali menjabat sebagai PM Israel pada 1996 hingga 1999. Setelah itu, ia kembali menjabat dalam periode yang panjang, yakni dari 2009 hingga 2021. Kekuasaannya sempat terhenti pada Juni 2021 setelah dikalahkan oleh koalisi sentris pimpinan Yair Lapid dan Naftali Bennett.
Namun, jeda tersebut tak berlangsung lama. Dalam pemilihan umum Israel terakhir yang digelar pada 2022, Partai Likud yang dipimpinnya berhasil merebut 32 kursi di parlemen. Dukungan masif pun mengalir, dengan 64 dari total 120 anggota parlemen Israel, atau Knesset, merekomendasikannya untuk membentuk pemerintahan.
Hasil ini lantas membawanya kembali dilantik sebagai Perdana Menteri Israel pada Desember 2022. Sejak saat itu, ia memimpin sebuah koalisi yang dicap sebagai koalisi ekstrem kanan, yang diwarnai oleh kebijakan-kebijakan kontroversial di dalam negeri maupun di panggung internasional.
Keputusan Netanyahu untuk maju kembali dalam Pemilu Israel 2026 menunjukkan kesiapan Likud untuk mempertahankan dominasinya, sekaligus memberi sinyal bahwa pertarungan politik tahun depan akan berlangsung sengit. Pengumuman ini juga berpotensi memanaskan suhu politik di tengah isu-isu domestik dan regional yang kompleks, menjadikannya sorotan utama bagi pemilih di Israel dan pengamat politik global. (IB)