Selasa, November 26, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Menlu dan Kapori Diminta Usut Meninggalnya ABK di Laut China Selatan

Jakarta, Demokraits

Peristiwa meninggalnya dua orang anak buah kapal (ABK) asal Indonesia yang diduga jadi korban pengiriman tenaga kerja migran ilegal.

Yang pekan lalu diberitkan meninggal di laut karena tidak tahan saat jadi korban kekerasan oleh atasannya pada saat bekerja di kapal ikan China, dengan cara memilih terjun ke laut kemudian tewas.

“Dari info awal disebabkan kerap mendapatkan kekerasan fisik pada saat bekerja,” ungkap Ketua MPR Bambang Soesatyo dalam keteranganya pada wartawan di Jakarta, Senin (8/6/2020).

Ia minta pada Kementerian Luar Negeri dan Kepolisian terus melakukan investigasi dan mengusut tuntas dugaan kasus penyiksaan ABK Indonesia di kapal China.

“Apabila terbukti, agar Kementerian Luar Negeri dapat mengajukan tuntutan atas tindakan kekerasan yang menimpa ABK WNI yang berkerja di kapal ikan milik China,” katanya.

Untuk langkah awalnya, ujar Bamsoet, kepolisian bisa dengan segera memanggil agen yang menyalurkan ABK asal Indonesia. Yang diindikasikan di samping tidak sesuai dengan perjanjian kerja, juga telah melakukan tindak pidana penipuan dimana dijanjikan bukan sebagai ABK dengan mendapatkan upah sebesar Rp 25 hingga Rp 40 juta per bulan dengan penempatan   bekerja di pabrik tekstil atau baja di Korea Selatan.

“Perbuatan agen penyalur ABK terindikasi pelanggaran oleh karena itu, agen tersebut harus dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya,” tegas wong ngapak ini.

Untuk kedepannya, ujarnya, agar pemerintah lebih meningkatkan pengawasan dan selektif dalam memberikan izin buat Warga Negara Indonesia yang mau bekerja di luar negeri. Serta mencabut izin bagi usaha penyalur ABK yang tidak bertanggung jawab supaya agen-agen yang tidak bertanggung jawab tidak lagi dapat lagi menjalankan usahanya di Indonesia.

“Di samping itu, khususnya bagi WNI yang akan bekerja di luar negeri, agar tidak mudah terpengaruh oleh ajakan dengan gaji yang menggiurkan, dan harus kritis dalam memastikan kevalidan dan kelegalan pekerjaan tersebut,” tandasnya. (Erwin Kurai)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles