Tapteng, Demokratis
Cuaca ekstrim yang melanda Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kota Sibolga, Sumatera Utara, selama dua minggu terakhir yang mengakibatkan banjir bandang di mana-mana, akibat daripada curah hujan yang ekstrim selama dua minggu terakhir ini.
Akibat dari banjir dimaksud, (26/11/2025) banyak yang longsor di beberapa titik, seperti di Kota Sibolga tepatnya di Tangga Seratus, samping Indomaret. Di Kabupaten Tapanuli Tengah hampir di duapuluh kecamatan terkena banjir dan longsor.
Banjir yang melanda Kota Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah mengakibatkan banyaknya korban jiwa yang sampai sekarang belum bisa terkonfirmasi akibat internet dan PLN lumpuh total.
Terkait perekonomian yang lumpuh diakibatkan beberapa faktor, seperti BBM, beras dan gas LPG yang langka.
Saat dikonfirmasi masyakat banyak mengungkapkan, “Terutama beras langka akibat sebelumnya masyarakat membeli lebih banyak akibat terjadi bencana ini, bahkan LPG pun semisal masyarakat yang biasa membeli 2 tabung 3 kg per minggu menjadi tiga tabung per keluarga sampai pukul 3 pagi setelah terjadi bencana ini,” terang salah satu marga Hutagalung warga Aek Gambir, Kecamatan Lumut, Tapteng, Sumatera Utara.

Beras langka, akibat dari sama halnya dengan gas LPG tadi ketika terjadi bencana banyak masyarakat yang membeli lebih banyak, dari biasanya membeli 10 kg menjadi meningkat ke 60 kg, itupun sudah di atas harga HET.
Tommy Hernandes Hutagalung, SH dari LSM PERKARA Bidang LBH, juga salah satu warga Kecamatan Lumut Tapteng kepada Demokratis, sebelumnya dia biasa beli beras yang IR 64 seharga Rp415.000./30 kg menjadi Rp485.000/30 kg-nya.
“Iya benar sanya biasa beli beras IR 64 seharga Rp415.000 sebelum bencana, menjadi Rp485.000/30 kg=nya setelah bencana dari grosir yang akrab disapa dengan grosir padang di Aek Gambir,” terangnya. Beliau juga berharap agar Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah bisa memperhatikan para pelanggaran pedagang dimaksud.
Pantauan Demokratis di Kecamatan Pinangsori masyarakat juga mengeluhkan salah satu grosir yang akrab disapa dengan Kacu, bahkan bukan hanya itu hampir seluruh grosir tutup pada Kamis (27/11/2025) di Kecamatan Pinangsori.
“Yang paling aneh Grosir Kacu tutup dari depan, tetapi lewat pintu belakang/samping orang bisa membeli, kita tidak tau beras ada atau tidak,” ujar seorang ibu yang biasa belanja di grosir itu saat dikonfirmasi.
Bila dilihat dari kejadian ini, jangan-jangan di seluruh Kabupaten Tapanuli Tengah telah terjadi praktek kotor ini, yang mengakibatkan masyarakat akan kelaparan di Tapanuli Tengah, jika tidak segera ada kebijakan untuk memberikan bantuan kepada masyarakat.
Fakta di lapangan, banyaknya akses yang putus, Sibolga – Tarutung, Sibolga – Padangsidimpuan serta jalan ke pedesan yang putus, seperti ruas jalan Lumut – Sihiong, Garingging – Gunung Payung, Kecamatan Lumut Tapteng.
Ruas jalan Anggoli – Sibio-bio yang mengakibatkan satu keluarga meninggal dunia, yang konon kabarnya salah satu anggota keluarga sudah mendaftar wisuda di UMTS Tapanuli Selatan.
Dengan putusannya jalan dimaksud hendaknya pemerintah sesegera mungkin untuk memperbaiki agar peremonomian di Kabupaten Tapanuli Tengah tidak akan lumpuh, seperti hasil pertanian karet, sawit buah durian serta buah manggis agar masyarakat tidak jatuh kepada keterpukan. (MH)

