Jakarta, Demokratis
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Alex Indra Lukman, mendorong pemerintah membentuk tim investigasi untuk menelusuri asal-usul kayu gelondongan yang ikut hanyut saat banjir bandang melanda sejumlah wilayah di Aceh-Sumatera.
“Ya saya rasa itu perlu ya (bentuk tim investigasi),” kata Alex kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (2/12/2025).
Meski demikian, Alex menegaskan prioritas utama saat ini adalah penyelesaian masa tanggap darurat. Ia meminta seluruh pihak terlibat untuk fokus membantu masyarakat yang terdampak.
“Tapi menurut saya, kita selesaikan dulu masa tanggap darurat ini. Saya berharap di masa ini kita justru fokus untuk membantu masyarakat yang terdampak. Hal-hal yang lainnya tentu akan butuh pendalaman, sehingga persoalannya tidak terjadi berulang lagi. Kalau memang ada kesalahan ya harus segera ditindak,” tuturnya.
Lebih lanjut, Alex menyampaikan Komisi IV DPR akan memanggil Kementerian Kehutanan (Kemenhut) pada Kamis (4/12/2025), untuk meminta penjelasan terkait banjir bandang, termasuk temuan kayu gelondongan yang terbawa arus.
Ia meminta Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni, menyiapkan data lengkap terkait kondisi hulu, daerah aliran sungai (DAS), hingga anggaran reboisasi.
“Ya, kami sudah menyurati Kementerian Kehutanan untuk mempersiapkan data terkait hulu dan daerah aliran sungai ya, dan juga data tentang reboisasi dan anggaran untuk itu,” tutup Alex.
Sebelumnya, Komisi IV DPR sudah menjadwalkan untuk mengundang Kemenhut dalam waktu dekat. Tujuannya untuk mengurai polemik kayu gelondongan yang menyertai banjir bandang di Batang Toru, Tapanuli Selatan, Sumatra Utara.
Agenda rapat kerja (raker) dijadwalkan berlangsung Kamis (4/12/2025) dan dipastikan akan menjadi panggung klarifikasi besar-besaran.
“Kamis kami raker dengan Kemenhut. Kita cari seluruh penyebabnya (termasuk terkait kayu gelondongan),” ucap Anggota Komisi IV dari Fraksi Partai NasDem, Rajiv, kepada Inilah.com saat dihubungi di Jakarta, Selasa (2/12/2025).
Rajiv menegaskan, Komisi IV akan menanyakan secara detail berbagai isu yang beredar luas di publik, termasuk dugaan keterkaitan perizinan pembalakan hutan yang kembali mengemuka setelah munculnya tumpukan gelondongan kayu di lokasi bencana.
“Semua akan kami tanyakan. Jadi mohon sabar, kita tunggu jadwal raker,” pungkasnya. (EKB)

