Tapteng, Demokratis
Gelombang duka akibat banjir bandang yang menerjang tiga desa di wilayah Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Provinsi Sumatera Utara (Sumut), yakni Desa Garoga, Desa Hutagodang, dan Desa Aek Ngadol menyisakan luka mendalam bagi warga.
Banjir bandang yang terjadi pada 25 November 2025 lalu di tiga desa itu membuat ratusan warga terpaksa mengungsi di posko-posko dengan baju seadanya.
Semua pakain yang mereka miliki terbawa banjir termasuk seragam sekolah siswa SMP Negeri I Sibabangun, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, terbawa banjir mengakibatkan tidak ada seragam.
Di SMP Negeri I Sibabangun yang berlokasi di Desa Anggoli, Kecamatan Sibabangun, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), banyak siswa yang berasal dari Tapanuli Selatan, sebab perbatasan Tapsel dengan Tapteng.
Ada 70 orang siswa yang kehilangan pakaian seragam, sepatu, tas, dan buku saat banjir melanda rumah mereka.
Namun, Surat Edaran Bupati Tapanuli Tengah Masinton Pasaribu bahwa proses belajar mengajar di sekolah pada 23 Desember 2025 harus aktif kembali bersekolah.
Pihak sekolah menyebut ada 70 orang siswa yang terdampak banjir.
Mereka kini tidak memiliki pakaian seragam sekolah dan perlengkapannya.
Hal itu disampaikan Nurul Ulia, S.Pd Kepala Sekolah SMP Negeri I Sibabangun, kepada Demokratis, Rabu (17/12/2025).
Kepala Sekolah Nurul Ulia menuturkan, 70 orang siswanya membutuhkan bantuan buku tulis, seragam sekolah, sepatu dan tas.
Pihak sekolah juga menyediakan makanan bagi siswa yang koban bencana setiap paginya.
“Saya sebagai kepala sekolah, setiap pagi menjemput siswa ke perbatasan Tapsel – Tapteng serta menyediakan makanan seadanya kepada siswa yang menjadi korban banjir dari uang saya sendiri, mana tau waktu pagi-pagi berangkat dari pengungsian tidak sempat makan akibat trauma mengenang kejadian yang mematikan itu, terang Ibu kepala sekolah.
Menurutnya, barang-barang untuk kebutuhan sekolah tidak dapat diselamatkan siswa saat terjadi banjir bandang.
“Kami membutuhkan bantuan dari berbagai pihak, khususnya dari Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah, serta pemangku kepentingan lain untuk meringankan beban siswa,” ujarnya.
Kepala Sekolah Nurul Ulia juga menyebutkan, masyarakat yang membaca berita ini, agar sudilah kiranya membantu para siswa untuk beli seragam, bisa datang kesekolah menyalurkan bantuannya langsung ke SMP Negeri I Sibabangun.
Hermanda Siregar, salah satu korban banjir bandang di Desa Garoga siswa SMP Negeri I Sibabangun menyampaikan bahwa dia sangat membutuhkan perlengkapan sekolah.
“Kami sangat membutuhkan bantuan pakaian seragam sekolah dan perlengkapan sekolah untuk kami. Kami tidak bisa sekolah karena tidak memiliki perlengkapan yang memadai,” kata Hermanda.
Hal senada disampaikan Ahmad Akbar korban banjir bandang di Desa Hutagodang yang sangat membutuhkan bantuan perlengkapan sekolah untuk yang bersekolah di sekolah ini.
Dari hasil penelusuran Demokratis kepada pihak sekolah, di antara siswa yang 70, enam orang siswa yang menjadi anak yatim piatu akibat daripada banjir bandang yang menerjang desa mereka saat itu. (MH)
