Jakarta, Demokratis
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 175 orang masih dinyatakan hilang dan masuk dalam daftar pencarian pascabencana alam yang melanda sejumlah wilayah di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara. Jumlah tersebut mengalami penurunan dibandingkan hari sebelumnya.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menyampaikan, hingga Senin, 22 Desember, jumlah korban yang masih dicari berkurang sebanyak 10 orang.
“Kemudian untuk daftar nama yang masih dicari, ini berkurang 10 jiwa, sehingga jumlah saudara-saudara kita yang masih dalam daftar pencarian berjumlah 175 jiwa,” ujar Abdul Muhari dalam keteranganya, Selasa (23/12/2025).
BNPB juga mencatat perkembangan terbaru terkait dampak korban jiwa. Hingga saat ini, jumlah korban meninggal dunia yang telah ditemukan dan teridentifikasi mencapai 1.106 orang. Sementara itu, jumlah warga terdampak yang mengungsi masih cukup besar, yakni 502.570 jiwa yang tersebar di berbagai lokasi pengungsian.
Memasuki pekan ketiga Desember 2025, Abdul menjelaskan, sebagian pengungsi mulai kembali ke tempat tinggal masing-masing. Namun, kepulangan tersebut umumnya bersifat sementara, terutama untuk membersihkan rumah dari lumpur dan material sisa bencana. Sebagian lainnya memilih menetap sementara di rumah kerabat yang berada di luar wilayah terdampak.
Selama masa tanggap darurat, pemenuhan kebutuhan dasar para pengungsi, khususnya kebutuhan pangan terus dilakukan. Dukungan logistik datang dari Dinas Sosial Provinsi Aceh, dapur umum yang dikelola pemerintah daerah, serta inisiatif masyarakat dan relawan.
Abdul menambahkan, saat ini BNPB dan seluruh pemangku kepentingan tengah memasuki fase krusial karena periode tanggap darurat dijadwalkan berakhir pada 25 Desember 2025. Oleh karena itu, akan dilakukan pembahasan lanjutan terkait kemungkinan perpanjangan masa tanggap darurat atau peralihan ke fase transisi darurat menuju pemulihan.
“Selesainya itu 25 Desember 2025. Ini nanti akan kita diskusikan bersama pemerintah daerah dan juga pemerintah pusat, bersama semua entitas yang terlibat, apakah kita akan memperpanjang tanggap darurat atau kita sudah bisa masuk transisi darurat,” jelasnya.
Dalam fase tanggap darurat ini, terdapat lima aspek prioritas yang terus menjadi fokus, yakni pencarian dan pertolongan korban, distribusi logistik, pemulihan akses jalan, pemulihan jaringan komunikasi, serta pemulihan sektor energi, termasuk listrik dan BBM.
BNPB berharap, pada akhir Desember 2025 seluruh kabupaten dan kota terdampak dapat memasuki tahap early recovery atau pemulihan awal. Presiden Prabowo Subianto juga menyampaikan harapan agar proses pemulihan berjalan cepat sehingga warga terdampak dapat menempati hunian sementara (huntara) sebelum memasuki bulan Ramadan.
“Bapak Presiden menyampaikan harapan beliau bahwa nanti bulan Ramadan, berkaitan dengan pembersihan secara masif dan huntara yang sudah dibangun, warga terdampak sudah bisa pindah ke huntara,” pungkas Abdul. (AS)
