Bogor, Demokratis
Prilaku Kepala Desa Sukamaju, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, sungguh tidak patut ditiru apa lagi dijadikan sebagai panutan. Pasalnya, Kades Holil bersikap arogan dan melecehkan profesi mulia wartawan.
Kejadian ini berawal saat wartawan hendak mengkonfirmasi anggaran yang masuk ke Desa Sukamaju, mulai dari bantuan dari pusat, provinsi hingga kabupaten. Namun Holil merasa terganggu dengan kehadiran awak media dengan beralasan bahwa wartawan memiliki sumber daya manusia (SDM) yang rendah. “Semua SDM dan kinerja media sangat rendah,” ungkap Holil.
Apa yang diungkapkan Kepala Desa Sukamaju tersebut sangat merendahkan harkat dan martabat profesi seorang wartawan yang saat menjalankan tugas jurnalistiknya dilindungi oleh Undang-undang dan selalu menjunjung tinggi kode etik jurnalistik.
Padahal sejatinya media dan pemerintah ibarat dua mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Sehingga sudah sepantasnya media sebagai mitra pemerintah yang mengawasi kinerja pemerintah saat hendak dikonfirmasi tidak berusaha untuk menghindar.
Ini yang terjadi di Pemerintahan Desa Sukamaju malah sebaliknya dan terkesan tidak transparan terkait anggaran yang dikelola oleh desa. Sehingga muncul dugaan terjadi penyelewangan anggaran di sana-sini. Sehingga uang masyarakat yang dikumpulkan dari pajak dijadikan bancakan dan untuk kepentingan pribadi. (Andriansyah)