Jakarta, Demokratis
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti tingginya kasus Covid-19 di DKI Jakarta yang telah mencapai 10,5 persen atau melonjak hingga dua kali lipat. Dia meminta jajarannya untuk secara serius menangani lonjakan tersebut.
“Kita ingin (semua) ini segera bergerak di lapangan. Karena kondisi seperti di Jakarta laporan terakhir yang saya terima angka positifity rate-nya melonjak dari 4 sampai 5. Sekarang sudah 10,5 persen. Tolong betul-betul dijadikan perhatian,” kata Jokowi dalam rapat terbatas ‘Percepatan Penanganan Pandemi Korona’ di Istana Negara, Jakarta, Senin (13/7).
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu meminta jajarannya untuk secara serius mengerjakan permasalahan yang ada di lapangan.
“Saya harapkan nanti yang disampaikan adalah bukan laporan, (tapi) apa yang harus kita kerjakan, problem di lapangan apa, udah pendek-pendek,” tandas Jokowi.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan, positivity rate Covid-19 di Ibu Kota melonjak dua kali lipat menjadi 10,5 persen. Padahal, angka tersebut sepanjang Juni tidak pernah mencapai 5 persen.
“Sebagai catatan, tanggal 4-10 Juni di Jakarta kita melakukan 21.197 orang di tes dan positivity ratenya 4,4 persen. Lalu tanggal 11-17 Juni, 27.091 orang dites tingkat positivity ratenya 3,1. Lalu 18 Juni-24 Juni ada 29.873 orang yang dites, positivity ratenya 3,7 persen,” kata Anies, Minggu (12/7).
“Kemudian 25 Juni-1 Juli ada 31.085 orang yang dites PCR, kemudian positivity ratenya 3,9 persen. Lalu 2-8 Juli ada 34.007 orang positivity ratenya 4,8 persen. Tapi hari ini angka positivity rate itu menjadi 10,5 persen melonjak 2 kali lipat,” sambungnya.
Anies mengaku, kondisi ini merupakan peringatan bagi seluruh masyarakat. Dia mengingatkan, pandemi Covid-19 belum selesai. Karena itu, protokol kesehatan secara tegas harus dilaksanakan. (Red/Dem)