Jumat, November 22, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Gas Melon Hilang Dari Peredaran, Ibu-ibu Resah dan Gelisah

Indramayu, Demokratis

Liquified Petroleum Gas (LPG) atau yang ibu-ibu lebih kenal dengan sebutan gas elpiji melon berukuran 3 kilogram yang disubsidi oleh pemerintah saat ini sulit dicari di wilayah Indramayu sehingga membuat kaum ibu rumah tangga menjadi resah dan gelisah.

Untuk mensiasati kelangkaan ini sebagain ibu-ibu ada yang beralih menggunakan kayu bakar untuk mengasapi dapur di rumah. Sebagian lagi sudah menyiapkan stok gas jauh-jauh hari untuk mengantisipasi kelangkaan gas yang sudah pasti akan mengakibatkan lonjakan kenaikan harga yang terbilang sangat fantastis.

Hal itu diungkapkan oleh SWO salah satu warga Desa Pekandangan yang kesehariannya hanya berjualan masakan khas rumahan di tepi Jalan Pantura, Sabtu (8/8).

“Elpiji melon 3 kg hilang dari peredaran, kalau pun ada sulit didapat dan harganya per tabung bisa mencapai 25 ribu rupiah,” keluhnya.

Ia pun berharap agar pemerintah bisa segera mengatasi kelangkaan gas melon berukuran 3 kg yang secara tiba-tiba hilang dari peredaran.

“Kalau memang stoknya dari Pertamina kurang, ditambah, dong. Dan kalau pun ada yang melakukan penimbunan sebagaiknya pemerintah melakukan tindakan tegas,” ungkapnya.

Menurutnya, selama pandemi Covid-19 omset dagangannya juga ikut berkukang sehingga sangat memberatkan ekonominya. Ditambah lagi kelangkaan gas elpiji yang sudah berlangsung cukup lama dan jika pun ada yang harganya tidak sesuai harga eceran tertinggi (HET) yang ditentukan oleh pemerintah.

“Kasihan kami masyarakat kecil seperti ini. Sudah dagangan lakunya juga berkurang ditambah lagi gas elpiji yang langka dan mahal. Jadi sudah lengkaplah penderitaan kami rakyat kecil di tengah pandemi seperti sekarang ini,” pungkasnya. (RT)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles