Bandung, Demokratis
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengimbau warga Jabodetabek untuk menahan diri berwisata pada saat libur panjang 28 Oktober hingga 1 November. Sebab, berkerumun menyebabkan mudahnya tertular Covid-19.
”Dalam situasi saat ini di mana masih terjadi pandemi Covid-19, cukup berinteraksi yang dekat rumah walaupun tidak dilarang untuk berwisata,” kata Ridwan Kamil ketika meninjau langsung simulasi pemberian vaksin di Puskesmas Tapos Kota Depok Jawa Barat, seperti dilansir dari Antara.
Ridwan Kamil mengajak warga untuk menaati imbauan pemerintah, tidak memaksakan diri ke Puncak, ke Cianjur. Maksimalkan rekreasi di dekat rumah masing-masing. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, ada penutupan di kawasan Puncak-Cianjur, meski tidak 100 persen. Hal tersebut dilakukan pada waktu-waktu atau jam-jam tertentu untuk mengurangi kepadatan orang.
”Kalaupun tetap melakukan liburan ke tempat wisata harus mematuhi protokol kesehatan dengan menerapkan memakai masker, jaga jarak, dan selalu mencuci tangan,” tutur Ridwan.
Dia memastikan, Pemprov akan melakukan pemantuaan tempat-tempat wisata apakah menerapkan protokol kesehatan apa tidak.
”Kami akan memberikan sanksi tempat wisata yang abaikan protokol kesehatan. Dampaknya diketahui dua minggu kemudian apakah libur panjang menyumbang kasus penularan Covid-19,” terang Ridwan.
Sementara itu, Ridwan Kamil menyatakan, Provinsi Jawa Barat merupakan daerah yang siap untuk menerima vaksin Covid-19. ”Bodebek adalah wilayah pertama di Jabar yang akan menjadi lokasi pertama penyuntikan vaksin Covid-19. Kota Depok adalah wilayah pertama di Jabar yang menjadi tempat vaksinasi Covid-19,” kata Ridwan Kamil pada Kamis (22/10.
Menurut dia, Bodebek merupakan daerah penyumbang mayoritas kasus positif Covid-19. Sebab, 70 persen kasus ada di Bodebek. ”Nanti yang disuntik vaksin tidak sedikit. Disesuaikan dengan jumlah puskesmas atau tempat-tempat lain yang akan dimanfaatkan untuk vaksinasi massal. Penyuntikan vaksin pun tidak cukup sekali,” terang Ridwan.
Ridwan Kamil menambahkan, vaksin Covid-19 yang akan disuntikkan ke 9,1 juta masyarakat Indonesia, saat ini sedang dalam tahap uji klinis MUI dan BPOM. (Red/Dem)