Sukabumi, Demokratis
Anggota Komisi IX DPR RI, Hj Dewi Asmara bersama Kabid Adpin Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat Herman Melani melaksanakan kegiatan “Sosialisasi, Advokasi dan Kie Program Bangga Kencana” di Aula Desa Pasir Halang, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Selasa (27/10/2020). Acara tersebut mengusung tema “Keluarga Berketahanan Cegah Covid-19 Melalui Program Bangga Kencana”.
Hj Dewi Asmara anggta DPR RI dari Komisi IX Fraksi Partai Golkar mengatakan Program Bangga Kencana adalah program aspirasi dan kemitraan antara DPR RI Komisi IX dengan BKKBN Provinsi Jawa Barat.
“Kini BKKBN sudah mempunyai logo baru dan juga pembaharuan inovasi-inovasi di dalam pengembangan program (KB) anak, dimana programnya tidak lagi sekedar ‘dua anak cukup’, tetapi tentunya pengembangan bahwa ‘perencanaan itu keren’ yang diartikan perencanaan satu keluarga yang akan lebih kami arahkan kedepan itu bagaimana lebih mengembangkan program-program yang ada,” ungkapnya.
Kampung KB yang kita kenal dulu, menurutnya, kedepannya tidak sebatas bagaimana Kampung KB tersebut bisa menjadi kampung pemberdayaan saja, sehingga saat sosialisasi ini menyertakan para kepala desa dari tiga kecamatan yaitu Kecamatan Sukaraja, Kebonpedes dan Kecamatan Gegerbitung. Agar para kepala desa dapat mengintegrasikannya dengan program-program dari kementerian yang lain.
“Sehingga pada gilirannya semua nanti mencakup suatu konsep pemberdayaan dengan lintas sektoral baik itu dengan Kementerian Sosial, Perindustrian dan yang lainnya. Di mana tentunya para kepala desa sebagai penggerak motivator bagi masyarakat. Tentunya untuk itu, kami mendekatkan diri pada masyarakat untuk supaya inovasi-inovasi bahwa BKKBN akan dibawahi oleh Dinas Kependudukan,” tambahnya.
Menurutnya, Program Bangga Bencana tidak hanya sekedar merencanakan alat kontrasepsi tapi bagaimana pengembangan keluraga itu dimulai dari sejak masa pendidikan, remaja dengan program Genrenya, kemudian meningkat pada usia persiapan berkarir ketika dia jadi mahasiswa akan ada program berkelanjutan, kemudian dia menikah menjadi pasangan muda dan bagaimana mengatur jarak kehamilan serta bagaimana setelah itu berkelanjutan samapai lansia.
“Ini adalah konsep perencanaan keluarga yang dimaksud adalah bagaimana kita mengendalikan penduduk kita agar supaya anggaran negara, anggaran daerah, anggaran desa bisa optimal. Karena seberapa pun banyaknya anggaran dan program baik di insfratuktur, pengembangan ekonomi, kalau tidak disertai pengendalian penduduknya akan tidak pernah cukup,” tambahnya.
“Untuk itulah kita mencoba mensinergikan seluruh stakeholder, untuk mempunyai perhatian besar dan kepekaan kepada laju pertumbuhan peduduk ini harus diatur menjadi pemberdayaan penduduk yang produktif,” pungkasnya.
Acara ini pun ditutup dengan pembagian sembako dan batik kepada para kepala desa dan para tamu undangan yang hadir disertai pemberian wastafel dari BKKBN Jabar untuk Desa Pasirhalang. (Iwan)