Jakarta, Demokratis
Aksi boikot produk Perancis buntut pernyataan Presiden Emmanuel Macron yang menghina umat Islam, semakin tak terbendung. Di tanah air, pedagang ritel kecil kena dampaknya.
Harus diakui, produk berbau Perancis yang dijajakan di tanah air, cukup beragam. Yang paling kondang adalah minuman kemasan merek Aqua yang diproduksi Danone Indonesia, industri konsumer global asal Perancis.
Harus diakui, produk Aqua ini sangat dekat dengan pedagang ritel kecil. Mudah sekali dijumpai di toko-toko kecil pinggir jalan, bahkan kaki lima. Bisa dibayangkan ketika aksi boikot produk Perancis terus bergulir, omzet pedagang kecil bakalan kena.
Hal inilah yang dikhawatirkan lembaga kajian ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef). Aksi boikot ini seharusnya tidak merugikan toko kecil. “Di tengah pandemi ini, diharapkan toko-toko kecil tidak bertambah bebannya akibat aksi boikot produk Prancis,” ujar peneliti Indef, Rusli Abdullah di Jakarta, Kamis (5/11/2020).
Menurut dia, aksi boikot produk Prancis di Indonesia hanya berdampak pada pedagang kecil. Pasalnya, jika salah satu produk air mineral yang sudah familiar di masyarakat diboikot, maka dapat menurunkan pendapatan.
“Dampak boikot dapat membuat barang tidak terjual, namun di Indonesia relatif masih cukup kondusif. Kita masih dalam level seruan, masih banyak beli Aqua,” ucapnya.
Ia mengharapkan aksi boikot produk Prancis yang merupakan gerakan moral umat Islam lantaran sakit hati dengan pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron tidak dikotori oleh aksi anarkis. “Yang penting jangan muncul aksi anarkis mengenai boikot produk Prancis yang nantinya dapat merugikan toko kecil atau UMKM,” katanya.
Sebelumnya, Danone Indonesia menanggapi kampanye aksi boikot produk Prancis yang ada di Indonesia pasca-pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dianggap menghina umat Islam.
Sebelumnya, Corporate Communications Director Danone Indonesia, Arif Mujahidin mengatakan, beberapa produk Danone Indonesia yang dijual di Indonesia, yakni Aqua dan SGM, murni hasil pengembangan dalam negeri. “Produk-produk kami seperti SGM dan Aqua, adalah produk-produk yang dikembangkan dan diproduksi di Indonesia oleh tenaga kerja Indonesia untuk konsumen Indonesia,” kata Arif dalam keterangan tertulis, Senin (2/11/2020).
Lebih lanjut, Arif menyebutkan, Aqua telah hadir di Indonesia sejak 1973. Bahkan, SGM telah muncul lebih lama dari itu, yakni pada 1965.
“Perusahaan kami tidak memiliki afiliasi politik dan hal-hal di luar bisnis kami,” ujarnya. (Ic/Dem)