Lebak, Demokratis
Di bidang pertanian, berbagai varietas unggul baru yang berkembang saat ini merupakan cerminan keragaman hayati. Sedangkan lahan pertanian yang tersebar di wilayah Kecamatan Panggarangan, Kabupaten Lebak, Banten, menjadi bukti keragaman agroekosistem.
Kondisi ini tentu memerlukan kemampuan dalam mengelolanya melalui penerapan teknologi inovatif adaptif untuk agroekosistem tertentu (spesifik lokasi). Kenapa demikian? Karena teknologi itu bagus di suatu tempat belum tentu bagus di tempat lain, atau tidak mungkin sesuai dengan semua agroekosistem. Hal ini diungkapkan Aris Koordinator Penyuluh (Korluh) di Kecamatan Panggarangan saat membuka acara sosialisasi penanaman padi, Sabtu (7/11/2020) lalu.
“Target tahun ini adalah penanaman padi di 11 desa yang ada di Kecamatan Panggarangan, dengan berbagai latar belakang agroeksosistem berbeda. Hal ini menjadi tantangan kita semua, karena setiap agroekosistem memilki potensi pengembangan dan kendala yang berbeda pula. Hal tersebut perlu dikelola secara baik sehingga peningkatan produktivitas dapat dicapai,” kata Aris.
Kegiatan ini merupakan agenda kegiatan Balai Besar Tanaman Padi (BB Padi) dan sekaligus upaya untuk penguatan serta pengamanan pangan dalam menghadapi pandemi Covid-19 serta menjamin kecukupan pangan (beras) melalui upaya menggerakan lumbung-lumbung beras di setiap agroekosistem yang merupakan bagian tugas Kementerian Pertanian sebagai garda terdepan dalam pengamanan pangan.
Atas dasar itulah, Korluh berharap kepada para petani pengguna teknologi bersama-sama menyiapkan teknologi spesifik agroekosistem termasuk varietas, dan teknologi budidaya atau teknologi pendukung lainnya.
Menurut Aris, untuk mencapai produksi tinggi terdapat tujuh poin yang diharapkan bersinergi dengan baik yaitu pengolahan tanah, sistem tanam, varietas unggul baru, perlakuan benih, pupuk dan pemupukan, pengelolaan air serta pengendalian gulma.
“Jajar Legowo Super merupakan paket teknologi ideal yang diharapkan dapat memaksimalkan hasil melalui penerapan kombinasi semua faktor-faktor produksi terbaik dari pengolahan tanah, sistem tanam, pemilihan varietas unggul, pengelolaan air dan gulma, hama penyakit tanaman, sampai dengan pasca panen. Namun demikian, penerapan sistem ini secara terintegrasi di tingkat petani dan tidak setengah-setengah menjadi kunci keberhasilannya,” tegas Aris.
Bimbingan teknis terhadap para petani terus dilakukan agar tujuan Dinas Pertanian terlaksana dengan baik, efektif dan efisien pada kondisi saat ini.
“Diharapkan para petani agar dalam pelaksanaannya mudah dilakukan oleh semua petani yang ada di Kecamatan Panggarangan,” pungkasnya. (Sam)