Jakarta, Demokratis
Masyarakat harus waspada dengan pemakaian formalin dan boraks pada makanan. Pengawet kimia tersebut umumnya digunakan agar makanan (bahan pangan) bisa bertahan lama, tapi berbahaya bagi kesehatan manusia.
“Masyarakat agar waspada karena pemakaian pengawet yang berlebihan atau menggunakan zak kimia sangat berbahaya. Kami selalu menyarankan untuk membeli yang benar-benar segar atau kenali ciri-ciri penggunaan pengawet kimia,” kata Daniel M, praktisi makanan sehat dan organik, belum lama ini.
Dia menjelaskan kecenderungan pemakaian pengawet kimia, khususnya formalin atau boraks, masih saja ada karena minim pengawasan. Di sisi lain, pedagang atau produsen selalu berusaha agar makanan atau bahan pangan yang dijual terlihat segar dan bertahan lama.
“Apalagi jelang liburan panjang, stok yang dibeli diupayakan bisa bertahan lama dan cara yang paling mudah adalah menggunakan pengawet kimia,” tegas sarjana teknologi pangan ini.
Kendati minim pengawasan, dia memberi apresiasi atas upaya beberapa wilayah yang mulai mengawasi peredaran makanan tersebut. Meskipun, upaya tersebut belum dilakukan secara berkelanjutan.
Pekan lalu, Pemerintah Kota Jakarta Pusat dan Pemkot Jakarta Selatan intens melakukan inspeksi mendadak (Sidak) untuk menjaga keamanan bahan-bahan pangan.
Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (Sudin KPKP) Jakarta Pusat, Mujiati, mengatakan pihaknya menerjunkan 30 orang petugas dan tiga mobil laboratorium untuk pengecekan bahan pangan. Petugas mengambil uji sampel dalam setiap bahan pangan pada saat sidak tersebut.
Sementara itu, petugas gabungan dari Sudin KPKP Kota Jakarta Selatan menemukan mi dan kerupuk yang mengandung boraks. Temuan ini berdasarkan hasil tes cepat (rapid test) boraks dan formalin yang dilakukan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) pada inspeksi mendadak di Galael Swalayan, Tebet, Jakarta Selatan, belum lama ini.
“Hasil tes cepat yang dilakukan oleh BPOM ditemukan ada kerupuk bawang yang mengandung boraks, jumlahnya ada 24 bungkus,” kata Kasudin KPKP Jakarta Selatan, Hasudungan Sidabalok.
Selain kerupuk bawang, petugas juga menemukan mi kuning yang mengandung boraks dan juga formalin. “Jadi mi itu sudah mengandung boraks, mengandung formalin lagi, dua zat kimia yang berbahaya,” kata Hasudungan.
Atas temuan tersebut, seluruh produk kerupuk bawang dan mi kuning yang tersedia di swalayan tersebut langsung ditarik. (Red/Dem)