Kota Kinabalu, Demokratis
Sebanyak 152 anak pekerja migran Indonesia (PMI) dari wilayah kerja Konsulat Jenderal RI Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia melanjutkan pendidikan di Indonesia.
Ratusan anak itu masuk program repatriasi yang dilepas dari Kota Kinabalu pada 31 Desember 2020.
Konsul Jenderal RI Kota Kinabalu Krishna Djelani dari Kota Kinabalu, Jumat, mengingatkan anak-anak itu untuk memanfaatkan kesempatan secara baik dalam mendapatkan pendidikan di Indonesia.
Ia mengemukakan pentingnya mereka bersyukur karena bisa mengikuti program Pemerintah Indonesia. Bentuk syukur itu melalui belajar sungguh-sungguh untuk mencari ilmu sebagai modal meraih kehidupan yang lebih baik pada masa mendatang.
Krisnha meminta anak-anak PMI yang mendapatkan bea siswa itu, dapat menjaga dan membawa diri di tempat yang baru serta selalu memelihara komunikasi yang baik dengan orang tua dan para guru.
”Selain belajar, jangan lupa selalu beribadah,” katanya.
Pemerintah Indonesia melalui Kemendikbud RI pada 2020 menyalurkan beasiswa Afirmasi Pendidikan Menengah (Adem) untuk 500 anak PMI, sedangkan 31 anak PMI mendapatkan beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (Adik) di Malaysia.
Beasiswa Adem atau yang biasa dikenal dengan “Beasiswa Repatriasi” diperuntukkan lulusan SMP guna melanjutkan pendidikan SMA di Indonesia, sedangkan penerima Adi akan melanjutkan jenjang pendidikan di perguruan tinggi di Indonesia.
“Mereka akan menerima beasiswa penuh, termasuk biaya pendidikan dan biaya hidup, sampai menuntaskan pendidikan. Penerima ‘Beasiswa Repatriasi’ terdiri dari peserta didik lulusan Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK) dan Community Learning Center (CLC) di Sabah,” tambah dia.
Anak-anak PMI penerima beasiswa ini akan melanjutkan pendidikan di 89 sekolah mitra yang tersebar di 11 provinsi di Indonesia, yakni di Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara Barat. (Red/Dem)