Tanjung Selor, Demokratis
Optimisme tinggi diusung para pelaku pariwisata daerah di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) pada 2021. Pasalnya, meski pandemi belum berakhir, namun harapan kebangkitan itu muncul seiring dengan dimulainya vaksinasi massal yang dinilai mampu meningkatkan antusiasme masyarakat untuk berwisata.
Hal tersebut terungkap pada perbincangan bertema “Optimisme Geliat Pariwisata Kaltara di 2021” pada Respons Kaltara, Kamis (21/1) pagi. Dimana, 2 narasumber berkompeten yang mengupasnya, yakni Ahmad Haerani, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kaltara dan Ivan Kansil, Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Provinsi Kaltara.
Pernyataan diatas, ternyata sejalan dengan semangat yang diusung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparkeraf). “2021, harus menjadi tahun kebangkitan pariwisata dan ekonomi kreatif. Untuk itu, Pemprov Kaltara mengajak seluruh pemangku kepentingan di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (Parekraf) untuk dapat kerja bersama termasuk membangun narasi positif sehingga Parekraf dapat menjadi lokomotif kebangkitan ekonomi dan membuka lapangan kerja seluas-luasnya,” kata Haerani.
Tahun ini, juga menjadi momentum tahap awal pemulihan Parkeraf. “Namun kita harus tetap berdisiplin dalam melakukan penerapan protokol kesehatan berbasis CHSE atau kebersihan, kesehatan, keselamatan dan keberlanjutan lingkungan (K4),” ungkapnya.
Dispar Kaltara memprediksi tren wisata domestik dan wisata alam akan populer pada 2021. Untuk itu, kedua jenis wisata ini menjadi tumpuan untuk dibangkitkan. “Tahun ini, masyarakat masih akan cenderung memilih destinasi wisata domestik dibandingkan wisata luar negeri. Tak hanya itu, masyarakat pun akan cenderung memilih wisata alam untuk tujuan destinasi wisatanya,” ucapnya.
Ini juga untuk menyambut keinginan Kemenparkeraf yang akan memberikan fokus dominan untuk membenahi destinasi wisata domestik khususnya wisata alam.
Menunjang hal tersebut, Dispar Kaltara mengajukan 6 usulan Calender of Event (CoE) pada 2021 ke Kemenparkeraf. Yakni, Iraw Tengkayu XII di Kota Tarakan, Gelar Adat Budaya Dumut di Kota Tarakan, Musik Alam Fest 2K21 di Kabupaten Bulungan, Aco Lundayeh di Krayan (Kabupaten Nunukan), Irau Malinau di Kabupaten Malinau, dan Agabag Festival di Kabupaten Nunukan.
“2020 merupakan tahun tersulit di sektor pariwisata, namun tidak menyurutkan kita untuk berkreativas. Buktinya, kita berhasil menggelar sejumlah event berstandar protokol kesehatan yang ketat seperti Musik Alam Fest 2K20 dan Gelar Adat Budaya Dumut,” bebernya.
Selain itu, pada tahun ini Dispar Kaltara juga berencana mengembangkan sejumlah destinasi pariwisata. Yaitu, Karang Malingkit di daerah Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan, dan Tanjung Cantik dan Pulau Sinelak di Kabupaten Nunukan. “Karang Malingkit memiliki potensi pemandangan bawah laut yang menarik, sementara Tanjung Cantik dan Pulau Sinelak memiliki daya tarik flora dan fauna berupa Mangrove dan Bekantan. Adapun total luas kawasan Tanjung Cantik dan Pulau Sinelak sekitar 900,13 hektare,” bebernya. Keduanya akan dilakukan studi kelayakan pariwisata.
Tak itu saja, Dispar Kaltara juga akan melakukan pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pariwisata. Ini dilakukan terhadap Embung Persemaian dan Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan (KKMB) di Kota Tarakan.
Sementara itu, untuk meningkatkan ketertarikan masyarakat berkunjung ke destinasi wisata di Kaltara, HPI Kaltara akan memaksimalkan tugas dan peran para anggotanya. “Selain melayani wisatawan, pramuwisata juga bertugas untuk mempromosikan wisata daerah,” kata Ivan Kansil, Ketua DPD HPI Kaltara.
HPI Kaltara sendiri memiliki 4 Dewan Perwakilan Cabang (DPC) yang terbentuk di Kaltara. Yaitu, di Tarakan, Nunukan, Tanjung Selor (Kabupaten Bulungan) dan Malinau. “Sebagai organisasi profesi, tugas dan fungsi HPI adalah untuk melayani wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Selain itu, juga membantu dalam mempromosikan dan memasarkan destinasi wisata di Kaltara dan seluruh Indonesia,” tuturnya.
Ivan yakin dengan dukungan Pemprov Kaltara, juga stakeholder lainnya maka industri pariwisata akan bangkit pada 2021. “Tahun lalu, memang tahun terberat bagi pelaku pariwisata di Kaltara, tak terkecuali perhotelan. Nyaris 5 sampai 7 bulan tak ada kegiatan,” tutupnya. (Andi)