Aceh Tenggara, Demokratis
Mulai tahun 2018 hingga sekarang, masyarakat yang berada tepat di seputaran jembatan Natam Kutacane, Aceh Tenggara sudah tak bisa lagi dihitung dengan jari berapa kali dilanda banjir. Pantuan Demokratis, banjir terparah yang dialami warga dalam kurun waktu menjelang dua tahun ini 2018 – 2019. Bertubi-tubi banjir bandang silih berganti. Akibatnya masyarakat setempat trauma dan selalu dihantui banjir.
Pengataman Demokratis, jembatan Natam yang terletak di Jalan Kutacane Gayo Lues diduga kuat pemicu datangnya banjir secara beruntun. Pasalnya, letak jembatan Natam terkesan terlalu datar dengan arus air sehingga kayu, bebatuan terguling dari gunung, yang tebawa arus air tertahan di jembatan Natam, air mengedap-meluap dan menyasar ke permungkiman.
Ironis memang jika pihak Pemda Provinsi Aceh dan Pusat tak mengabil tindakan cepat, dikarenakan masyarakat yang bermungkim di seputaran jembatan tersebut adalah warga Desa Natam dan Desa Natam Baru yang tetap bertahan di tempat walaupun rumah, harta benda mereka sudah dibawa arus bajir bandang kemaren. Bahkan nyawa terkadang menjadi taruhan warga setempat yang bermukim di seputaran jembatan Natam.
Kepala Desa Natam, Sayendra kepada Demokratis di kediaman pribadinya, Selasa (1/10), mengaku sudah ada kesepakatan antara dua kepala desa, Natam Sayendra dan Natam Baru Rudi.
“Untuk 2020 Anggaran Dana Desa akan diusulkan melalui Musdus, Musdes, Musrembang Kecamatan dan Musrembang Kabupaten. Anggatan tersebut untuk penyewaan groen yang saya dengar groen tersebut biayanya mencapai hampir puluhun juta,” kata Sayendra Kades Natam.
Ia mengatakan, tujuan dan fungsi groen tak lain hnaya untuk mengetahui lewat udara bahwa aliran air ke jembatan Natam itu kuat isu yang menyebut bahwa sumber air Natam yang mengalir dari pergunungan Hutan Belulang sember air dari danau yang begitu luas. Letak danau sering disebut-sebut ada di pertengahan Gunung Sumber datangnya air ke jembatan Natam.
“Bahkan pihak dari Dinas Kehutanan Agara berinisial SR kalau saya tak salah dengar, sudah melihat danau yang begitu luas itu pasca SR tim personil dari kehutanan investigasi perambah hutan. Letak danau ada di pertengahan gunung,” ujar Kades Natam.
Bahkan yang paling menghebohkan lagi, tambahnya, danau yang disebut sumber datangnya air jembatan Natam dan air sungai Kali Bulan. “Danau yang kita belum tahu kebenarannya menurut cerita jika danau tersebut kayu ya dirambah, maka siap-siap danau akan jebol, Aceh Tenggara akan tergenang. Itulah guna groen yang kita sewa nanti. Tujuan membuktikan lewat udara, benarkah adanya danau itu, dokemen foto dan video haya groen lewat udara yang mampu membuktikan,” jelasnya.
“Nah, jika benar kita akan pampangkan gambar danau yang diambil groen di jembatan Natam, guna permudah bagaimana nanti pembangunan jembatan jika terlaksana,” Kades Natam menutup kata.
Di tempat terpisah, Demokratis mendatangi kediaman Kades Natam Baru Rudi di Jalan Lawe Gogor, Kecamatan Ketambe, Kades Natam baru tak bisa dimintai tanggapan. Menurut keterangan keluarga, Rudi sedang di Banda Aceh.
Rudi Kades Natam Baru yang kemaren tinggal di dekat jembatan Natam Kecamatan Badar diketahui sudah menetap di Lawe Gorgor, Kecamatan Ketambe. Kades Natam Baru diyakini sudah trauma dengan banjir karena rumah Kades yang terletak dekat jembatan Natam sudah hancur dihantam dahsyatnya banjir bandang. (Tim Demokratis)