Tapteng, Demokratis
Para petani karet di Kecamatan Lumut, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), menyambut gembira harga karet yang mulai berangsur naik. Satu minggu terakhir kehidupan petani karet mulai bergairah, menyusul naiknya harga getah karet yang berkisar antara Rp 9.800 hingga Rp 10.500 per kg.
Naiknya harga karet, membuat petani yang menggantungkan hidup dari hasil sadapan pohon rambung ini bernapas lega. Pasalnya, harga karet yang selama ini hanya dihargai Rp 8.000/kg, membuat petani karet lumayan kewalahan untuk menutupi kebutuhan rumah tangga. Walau belum sesuai harapan, petani karet dapat sumringah saat bertemu sanak keluarga.
“Sedikit membaiklah. Sebelumnya masih kisaran delapan ribu rupiah, kini mulai naik,” ujar Mian, saat transaksi jual beli getah di pekan Lumut, Minggu (14/2/2021).
Menurut Mian, kenaikan harga yang berangsur-angsur ini disambut gembira oleh petani. Kini petani kembali bersemangat mengurus kebun karet, dan berharap harga getah karet kembali seperti beberapa tahun yang lalu, yang sempat menyentuh angka Rp 25 ribu/kg. Dengan kenaikan harga getah, petani karet yang sebelumnya beralih profesi, kini kembali menyadap getah pohon rambung untuk menutupi kebutuhan pokok sehari-hari.
“Belum, sih. Namun secercah harapan sudah mulai terlihat,” sebutnya, menjawab kenaikan nilai jual getah karet alam di pasaran.
Masyarakat di wilayah ini juga sangat mengharapkan komitmen pemerintah mengatasi harga karet dunia yang terpuruk hingga awal tahun 2021. Harga karet alam sempat berada di level terendah menyusul sentimen negatif harga komoditas dunia serta ketidakpastian ekonomi global.
“Kita harapkan kenaikan ini terus berlanjut,” pungkasnya. (HM)