Jakarta, Demokratis
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo diingatkan tidak hanya sibuk jualan bualan presisi. Sebab, faktanya, hingga saat ini, sangat amat banyak oknum polisi yang jadi penjahat dan pelanggar hukum, serta oknum-oknum anggota polisi brengsek lainnya.
Hal itu ditegaskan Aktivis Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Marthin Laurel, dalam diskusi bertajuk Bualan Presisi, Evaluasi 100 Hari Kinerja Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, kepada wartawan, di Jakarta, Jumat (26/2/2021).
Bahkan, baru-baru ini, kata Marthin Laurel, ada saja terungkap oknum Polisi yang jadi pembunuh, pengedar dan bandar narkoba, pesta miras, penembak orang, penipu, bisnis senjata api, dan makelar kasus-kasus di penyidikan. Serta berbagai-bagai kejahatan maupun pelanggaran hukum lainnya.
“Seperti yang viral terjadi di Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara. Kasus pasien Covid itu. Jadi, ya kinerja Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mesti dievaluasi. Jangan hanya sibuk jualan Bualan Presisi doang. Sangat amat banyak oknum polisi yang brengsek, yang harus segera ditindak tegas,” beber Marthin Laurel.
Menurutnya, Kapolres Kota Pematangsiantar itu harus segera dipecat dan diproses hukum. Tak cukup hanya teguran dan sanksi administratif.
“Kami meminta, copot Kapolres Siantar. Kemudian, Polri harus netral dalam penanganan kasus Covid-19,” tegasnya.
Selain itu, Polri jangan malah tampak sok garang bagi masyarakat umum. Termasuk kepada para tenaga medis, yang sedang berjuang mengatasi pandemi Covid-19 ini.
“Polri harus menjamin keamanan dan keselamatan setiap tenaga kesehatan dalam menjalankan tugas-tugasnya,” tandas Marthin Laurel.
Sementara itu, Korlap Aksi Evaluasi Kinerja 100 Hari Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit, Richard RH mengatakan, pihaknya dari Dewan Pimpinan Daerah Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia Provinsi DKI Jakarta (DPD GAMKI DKI Jakarta), memandang sangat perlu upaya tegas bagi oknum-oknum polisi yang bukan saja melanggar hukum, tetapi malah sudah menjadi bagian dari kejahatan itu sendiri.
“Kami mengajak seluruh elemen masyarakat, untuk tidak takut melaporkan oknum-oknum polisi yang melakukan kejahatan dan juga melanggar hukum,” ujar Richard RH.
Karena itu, lanjut Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia Provinsi DKI Jakarta (DPD GAMKI DKI Jakarta) ini, pihaknya juga menyebarkan sejumlah spanduk sejak kemarin malam, untuk mengajak elemen masyarakat agar aware dengan pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oknum-oknum Polri itu sendiri.
Bayangkan saja, lanjut Richard, pihaknya menerima banyak laporan dan pengaduan mengenai perilaku buruk oknum Polri.
Ada yang melakukan penipuan hingga ratusan juta rupiah. Seperti yang terjadi di Labuhan Batu, Rantauprapat, Sumatera Utara. Seorang oknum Bripka GS menipu seorang ibu hingga Rp 750 juta.
Kemudian, baru saja, di Jakarta Barat, ada penembakan oleh oknum polisi. Sudah ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Metro Jaya.
Sedangkan yang lagi viral, lanjut Richard, Kapolsek perempuan yang ketahuan pesta miras dan narkoba bersama para anak buahnya, di Jawa Barat.
“Mau jadi apa negara ini? Mereka saja sudah menjadi penjahat, padahal seharusnya sebagai pengayom masyarakat dan penegak hukum. Malah mereka oknum Polri yang semakin brengsek dan membuat pelanggaran-pelanggaran. Ini semua harus ditindak tegas. Jangan dilindung-lindungi, dan jangan didiam-diamkan,” bebernya.
Karena itu, lanjutnya, dalam 100 Hari Kinerja Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo ini, sudah cukup kampanye jualan Bualan Presisi itu.
Yang sangat dibutuhkan masyarakat, katanya, adalah menindak tegas setiap oknum polisi yang sudah menjadi kaki tangan pelanggaran hukum.
“Sudah capek dan muak kita membaca-baca kampanye polisi, presisilah, tidak mau hukum tajam ke bawahlah, berintegritaslah, omong kosong semua!” pungkasnya. (Red/Demokratis)