Jumat, November 22, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Musim Kemarau, Kapolres Tapteng Ingatkan Warga Untuk Tidak Membakar Lahan

Tapteng, Demokatis

Polres Tapanuli Tengah (Tapteng), terus berupaya menekan angka kejadian kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Berbagai upaya dilakukan, termasuk sosialisasi dan imbauan kepada masyarakat agar tidak melalukan pembakaran lahan. Di samping itu, pemasangan spanduk peringatan dampak kebakaran hutan dan sanksi pidana juga lakukan.

“Musim kemarau dan suhu udara juga semakin panas, berpotensi menyebabkan terjadinya kebakaran hutan yang luas. Maka dari itu, kita mengimbau masyarakat untuk tidak membersihkan lahan dengan cara dibakar,” imbau Kapolres Tapteng, AKBP Nicolas Dedy Arifianto SH SIK MH, Sabtu (27/2/2021).

Nicolas Dedy menyebutkan, di samping mengingatkan bahwa sanksi dan ancaman hukuman bagi pembakar lahan, spanduk yang dipasang juga bertujuan agar masyarakat tahu dampak Karhutla bisa menimbulkan bencana asap yang dapat merusak kesehatan. Alam, hutan, gunung dan sungai sebagai sumber kehidupan, harus senantiasa dijaga kelestariannya.

“Kita akan terus berupaya untuk meminimalisasi Karhutla dengan melakukan patroli monitor sembari mengingatkan masyarakat bahwa sanksi dan ancaman hukuman bagi pembakar lahan yakni, ancaman 10 tahun penjara sebagaimana di atur dalam Undang-undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan,” timpalnya.

Oleh karena itu, kepada masyarakat maupun badan perusahaan yang sedang melakukan pembersihan lahan, Nicolas menghimbau untuk tidak memakai api. Warga tetap diperbolehkan membuka lahan dengan sistem runduk yakni, lahannya dibersihkan secara bertahap dan tidak secara sekaligus.

Sebagaimana diketahui, data BMKG menyebutkan bahwa wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah yang sedang musim kemarau menjadi pemicu banyaknya titik hotspot yang terpantau oleh satelit TERRA melalui aplikasi Lancang Kuning.

Beberapa tempat di Tapanuli Tengah ditemukan kasus kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Dari data dan informasi yang didapatkan, selain pengaruh musim kemarau, Karhutla juga disebabkan perilaku masyarakat yang sering membuang puntung rokok sembarangan, membakar sampah yang menimbulkan percikan bakaran terbang. (MH)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles