Nama Albert Einstein terkenal dalam ragam pembahasan ilmu pengetahuan dan beragam penemuan jenius. Hingga akhir hayatnya Albert Einstein bergumul dengan penelitian dan penemuan teori ihwal ruang dan waktu.
Meski Einstein sukses dan masyhur dalam karirnya, namun pria yang lahir pada tanggal 14 Maret 1879, di Ulm, Württemberg, Jerman ini nyatanya memiliki kehidupan pribadi yang rumit.
Telah banyak diketahui, sepanjang hidup Albert Einstein ia menikah dua kali. Istri pertamanya adalah Mileva Maric, seorang matematikawan Serbia, adalah rekan, kolega, dan orang kepercayaan Einstein yang pengaruhnya sangat besar selama tahun-tahun paling kreatif Einstein.
Sedangkan pernikahan keduanya dengan sepupunya Elsa Löwenthal di mana dilakukan pada tahun yang sama saat Einstein bercerai dengan Mileva Maric.
Einstein menikahi Mileva Maric pada 6 Januari 1903. Saat bersekolah di Zurich, Einstein bertemu Maric, seorang mahasiswa fisika Serbia. Keduanya menjalin hubungan asmara dengan saling berkirim surat di mana banyak tertuang perbincangan ide ilmiah seperti melansir dari laman biography.com.
Mereka berdua akhirnya menikah pada tahun 1902, di mana dikaruniai anak perempuan di tahun yang sama yaitu Lieserl, yang diduga kemudian dibesarkan oleh kerabat Maric atau diserahkan untuk diadopsi. Nasib terakhir dan keberadaannya tetap menjadi misteri.
Pasangan itu memiliki dua putra, Hans Albert Einstein (yang menjadi insinyur hidrolik terkenal) dan Eduard “Tete” Einstein (yang didiagnosis menderita skizofrenia saat masih muda).
Pada akhir tahun 1914, ketika dunia mengalami Perang Besar, sebagian besar teman Mileva dan Albert menyadari bahwa pernikahan mereka telah runtuh. Usai perang pada Februari 1919 Albert dan Mileva yang masih hidup terpisah, resmi bercerai.
Sebuah fakta mengejutkan menurut laman scientificwomen, di mana pada sebuah film dokumenter “Einstein’s Wife” menunjukkan bahwa manuskrip asli dari “Teori Relativitas” tahun 1905 ditandatangani oleh Einstein-Marity (Marity dibaca Maric).
Ilmuwan Soviet Abraham Joffe, alumni Eidgenossische Technische Hoschule (Politeknik Zurich) tempat Einstein dan Maric belajar, mengaku telah melihat manuskrip asli dengan dua tanda tangan Einstein dan Maric.
Kemudian, ada kutipan Einstein dari tahun 1905 (diterjemahkan dari bahasa asli Jerman):
“Untuk semua yang saya capai dalam hidup saya, saya harus berterima kasih kepada Mileva. Dia adalah inspirasiku yang jenius, pelindungku dari kesulitan hidup dan sains. Tanpa dia, pekerjaan saya tidak akan pernah dimulai atau selesai.”
Baik Albert Einstein dan Mileva Maric mengatasi rintangan yang luar biasa bahkan untuk mempelajari fisika. Kontribusi Mileva untuk makalah Einstein tentang Gerakan Brownian, bagian penting dari Makalah Annus Mirabilis dilihat sebagai bukti kontribusi langsung Maric pada pekerjaan relativitas. Klaim Abraham Joffe telah melihat surat-surat asli yang ditandatangani oleh Einstein dan Maric.
Usai bercerai dengan Mileva Maric, Einstein menikahi sepupunya Elsa Löwenthal. Pasangan Elsa dan Albert menjadi sangat dekat sekitar tahun 1912. Meskipun dia menikah dengan Mileva Maric pada saat itu, Albert memiliki korespondensi romantis dengan Elsa dan pindah ke Berlin di mana dia tinggal pada tahun 1914.
Elsa adalah perempuan yang memiliki peran sama berharganya dengan Mileva Maric bagi kehidupan Einstein namun dengan cara yang berbeda. Ketika Albert sakit parah pada tahun 1917, Elsa merawatnya hingga sembuh. Sepanjang waktu mereka bersama, dia akan dikenal karena pengabdiannya padanya.
Namun pernikahan terakhir Einstein ini lagi-lagi hancur oleh perselingkuhannya. Mengutip dari allthatsinteresting, suatu ketika selama pernikahan mereka, Elsa menemukan bahwa Albert pernah berselingkuh singkat dengan Ethel Michanowski, salah satu temannya.
Albert menulis kepada Elsa sehubungan dengan perselingkuhan hanya dengan menyatakan, “seseorang harus melakukan apa yang disukainya, dan tidak akan merugikan orang lain.”
Pada akhirnya, Einstein tampak begitu memiliki kehidupan rumah tangga yang jauh dari saling berkompromi. Pada tahun 1952, kesehatannya memburuk, dia menghadapi kematian di depannya dengan tegar. ”Saya melakukannya dengan cukup baik,” tulisnya dalam sepucuk surat kepada seorang teman masa kecilnya dilansir dari New York Times, ”bahwa saya adalah orang yang selamat dari periode Nazi, dan dari dua istri.” (*)