Jakarta, Demokratis
Kementerian Perhubungan mencanangkan programĀ pembangunan infrastruktur perkeretaapian, yang akan menghubungkan jaringan sepanjang 12.100 kilometer (km) dari Pulau Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua, termasuk jaringan kereta api perkotaan dengan panjang jarak 3.800 km.
Selain itu, juga akan dibangun sarana angkutan penumpang dengan jumlah lokomotif sebanyak 2.805 unit dan kereta api penumpang sebanyak 27.960 unit, sehingga total akan mampu melayani 929,5 juta orang per tahun. Untuk sarana angkutan barang, direncanakan total pembangunan 1.995 unit lokomotif dan 39.655 unit gerbong.
Pemerintah sangat serius, selain melakukan pembangunan jalur rel double track (DT) dan double double track (DDT),Ā juga memodernisasi stasiun, mengembangkan kereta api ringan atau Lintas Raya Terpadu / Light Rail Transit (LRT), Moda Raya Terpadu / Mass Rapid Transit (MRT), dan elektrifikasi jalur rel untuk Kereta Rel Listrik (KRL) di perkotaan, serta pembangunan jalur rel baru di luar Jawa.
Perkembangan tersebut berpengaruh terhadap perkembangan teknologi perkeretaapian di Indonesia, dan tentunya harus didukung oleh SDM yang andal dan memiliki kompetensi nasional dan internasional.
“Banyaknya transfer teknologi perkeretaapian dari luar negeri untuk perkeretaapian Indonesia sudah cukup banyak. Namun hal ini harus diimbangi dengan transfer ilmu pengetahuan ke sumber daya manusia yang ada,” jelas Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (22/1/2021).
Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No. KP 2128 Tahun 2018 tentang Rencana Induk Perkeretaapian, kebutuhan SDM perkeretaapian hingga tahun 2030 ditetapkan sebanyak 58.814 orang.
Politeknik Perkeretaapian Indonesia (PPI) Madiun menjawab kebutuhan itu. Sekolah di lingkungan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Perhubungan Kementerian Perhubungan itu memiliki peran sangat penting mengingat perkembangan perkeretaapian di Indonesia semakin pesat dengan mengacu pada Rencana Induk Perkeretaapian Nasional.
“PPI Madiun tampil sebagai garda terdepan dalam mencetak SDM di bidang perkeretaapian. PPI Madiun dapat menjadi pusat unggulan pendidikan dan penelitian di bidang perkeretaapian bukan hanya di tingkat nasional, namun juga lingkup Internasional. Kami memproduksi SDM profesional, unggul, tangguh dan berkarakter,” ungkap Direktur PPI Madiun Amirulloh.
Dia mengemukakan PPI Madiun selain mencetak tenaga-tenaga madya di perkeretaapian, juga aktif mendukung para taruna untuk berinovasi dalam mengembangkan teknologi perkeretaapian, antara lain pembuatan lori untuk inspeksi dengan energi solar cell, serta pengembangan Autonomous Rail Rapid Transit (ART), yang merupakan gabungan transportasi antara bus dan trem.
Pengembangan ART ini merupakan salah satu tugas akhir yang disusun dalam bentuk prototype dari taruna program studi Teknologi Elektro Perkeretaapian.
Amirulloh mengemukakan sebagai SDM transportasi, kompetensi basic merupakan hal yang penting untuk dimiliki dalam menghadapi tantangan di era industri 4.0, agar nantinya kita tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga sebagai pelaku.
“Dengan adanya kompetensi basic yang kita miliki, kita bisa terus berkolaborasi untuk mengembangkan teknologi di bidang transportasi, seperti pada pengembangan ART, yang merupakan sistem transportasi futuristik, yaitu kereta tanpa rel dan tidak memerlukan manusia sebagai pengemudi,” ungkap Amirulloh.
Tenaga pengelola perkeretaapian, dia menjelaskanĀ dibangun melalui empat program studi yang dibuka antara lain:
- D-III Teknologi Bangunan dan Jalur Perkeretaapian (TBJP)
- D-III Teknologi Elektro Perkeretaapian (TEP)
- D-III Teknologi Mekanika Perkeretaapian (TMP)
- D-III Manajemen Transportasi Perkeretaapian (MTP)
Diapresiasi Menhub
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengapresiasi sejumlah inovasi teknologi di bidang industri perkeretaapian yang berhasil dibuat oleh dosen maupun mahasiswa PPIĀ Madiun.
“Saya memberikan apresiasi terhadap apa yang dilakukan dosen dan mahasiswa PPI. Kolaborasi yang kuat antara dunia pendidikan dan industri ini menjadi kunci meningkatkan pembangunan di Indonesia,” ujar Budi Karya Sumadi di sela kunjungan kerjanya di PPI Kota Madiun, Kamis, 8 Oktober 2020.
Adapun sejumlah hasil inovasi yang dikembangkan oleh PPI di antaranya adalah lori untuk inspeksi dengan energi solar cell atau tenaga surya. Selain itu juga alat penguat rel, alat pengetes ketinggian rel, alat pengukur ketinggian rel, alat penghitung penumpang dengan sensor, dan masih banyak lainnya.
Digandeng KCIC
Kebutuhan terhadap SDM dan melihat lulusan PPI Madiun memiliki kompetensi dan skill tinggi, mendorongĀ PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) selaku pemilik Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) merekrut SDM dari PPI Madiun.
Hal tersebut tertuang dalam Perjanjian Kerja Sama (PKS) terkait Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan SDM di Bidang Perkeretaapian antara KCIC, HSRCC KCJB dan Politeknik Perkeretaapian Indonesia (PPI) Madiun.
Direktur Utama KCIC Chandra Dwiputra menyampaikan bahwa selain konstruksi, persiapan SDM operasional Kereta Cepat merupakan salah satu yang juga menjadi perhatian utama perusahaan saat ini.
āSelain itu bersama dengan pemerintah, kami juga terus melakukan persiapan dari sisi operasionalnya mulai dari sistem dan penyesuaian regulasi yang ada. Dan sebagai yang pertama di Indonesia, tentu kita semua mengharapkan yang terbaik dalam realisasinya, tak hanya sarananya tetapi juga sumber daya yang handal dan berkompeten dalam pengoperasiannya nanti,ā jelas Chandra dalam siaran persnya Senin (28/9/2020).
Nantinya, para calon operator kereta cepat akan mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari PPI Madiun sesuai dengan kurikulum dan silabus yang akan disusun oleh seluruh pihak.
āPara generasi muda terpilih ini akan mendapatkan pendidikan dan pelatihan lanjutan untuk mempersiapkan mereka dalam mengaplikasikan teknologi kereta cepat. Sebagaimana yang kita tahu bahwa teknologi ini merupakan yang pertama ada di Indonesia.ā tambah Chandra. (Red/Dem)