Tanjung Selor, Demokatis
Ketua Lembaga Adat Kesultanan Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara, Drs Datu Buyung Perkasa M Pd, meminta petugas yang berwenang untuk mengawasi ketat jumlah tonase angkutan truk yang melintas di Jalan Bulu Perindu menuju Jalan Meranti Tanjung Selor.
Menurutnya, hal tersebut bertujuan agar jalan tersebut dapat berlangsung awet, tahan lama dan tidak mengalami kerusakan yang pada akhirnya akan merugikan banyak masyarakat yang melintas menggunakan akses jalan tersebut.
“Seyogyanya angkutan barang yang melintas menggunakan akses Jalan Bulu Perindu menuju Meranti diawasi ketat. Kalau tonase angkutan mencurigakan hendaknya dikurangi, kasian pengguna lain kalau jalannya cepat rusak berlubang dan bergelombang,” kata Datu Buyung.
Apalagi keberadaan ruas jalan Bulu Perindu menuju Meranti ini merupakan satu-satu akses masuk ke Kota Tanjung Selor. Tentu harus dalam kondisi baik, aman dan nyaman untuk dilintasi.
“Kalau bisa selama jembatan Jelarai belum bisa difungsikan, petugas pengawas angkutan barang harus stand by, bila perlu 1 x 24 jam ada di sana, khususnya dj pintu masuk menuju kota,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan para pengendara, baik pengguna kendaraan roda dua maupun roda empat harus mematuhi anjuran atau rambu yang sudah ada yakni 20 Km/jam.
“Kasian kalau ada yang laju di atas rata-rata pasti saat musim panas menimbulkan debu yang merugikan kesehatan pengguna jalan lainnya, termasuk warga yang bermukim di sepanjang jalan Bulu Perindu saat ini,” ungkap Datu Buyung.
Kelak lanjutnya, bila ruas jalan ini akan ditingkatkan, baik dengan konstruksi aspal hotmix atau konstruksi beton bertulang (rigid), yang perlu diperhatikan adalah agregat awal, mengingat selain berada di rawa yang luas, air pasang surut di Sungai Kayan dan Sungai Terusan juga sangat berpengaruh terhadap dasar tanah yang ada.
“Saran saya pondasi jalan harus kokoh dulu, baru ditingkatkan menjadi jalan beraspal atau rigid,” tutup Datu Buyung Perkasa. (Andi)