Jumat, November 22, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Terobosan PSPP Untuk Berdayakan Masyarakat Pesisir dan Perbatasan Butuh Dukungan Semua Pihak

Jakarta, Demokratis

Peran Pusat Studi Pesisir dan Perbatasan (PSPP) yang notabene berpenduduk miskin sungguh sangat dinantikan oleh penduduk kawasan dan mendesak untuk dilaksanakan. Kegiatan ini dalam kaitan penelitian mencari terobosan yang tepat dan berguna, aplikasinya akan memberdayakan rakyat setempat mengatasi kesulitan ekonomi yang dihadapi. Karena itu, perlu didukung oleh semua pihak baik pemerintah maupun swasta serta masyarakat luas.

Ungkapan itu disampaikan oleh Prof DR Rokhmin Dahuri dalam makalahnya pada workshop Pusat Studi Pesisir dan Perbatasan di ruang sidang Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) di Cireunde, Ciputat, Selasa (30/3/2021), yang dihadiri segenap civitas Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, rombongan tamu Universitas Pancasila, serta peserta lainnya.

Menurut Rokhmin yang juga Guru Besar Kelautan di Institut Pertanian Bogor (IPB) ini, wilayah perbatasan terkategori penduduk miskin, yang mereka hidup sebagai petani dan nelayan. Mereka hidup dalam keadaan kurang berkecukupan, sementara di seberang perbatasan negara tetangga warga hidup dalam keadaan berkecukupan. “Sangat kontras perbandingannya,” kata mantan Menteri Perikanan dan Kelautan itu.

Bagi Doktor (PhD) lulusan Universitas Kanada Ilmu Lingkungan ini pusat studi menjadi kegiatan riset terapan (applied research) bukan riset ilmu semata yang menjadi simpanan perpustakaan belaka. Dalam arti riset menjadi lambang keilmuan, namun tak diaplikasikan, yang identik menara gading. Konsep studi yang ideal menurutnya mengahadirkan solusi, menjadikan masyarakat berdaya, membangun etos kerja, akhlak dan religius dalam kesatuan kebangsaan Indonesia.

Dalam pandangannya soal ekonomi adalah tantangan utama. Karena itu PSPP selayaknya bergerak mencari solusi ekonomi. “Pendapatan per kapita Indonesia masih seputar empat ribu US Dollar. Kita kalah dari Thailand sudah tujuh ribu US Dollar dan Malaysia sudah menyentuh 12 ribu US Dollar,” ujarnya.

Menurutnya, ekonomi kita harus dibangun dan dipacu lebih tinggi secara berkelanjutan dan peranan studi ekonomi menjadi penting. Dan pusat kajian ini harus menjawab tantangan tersebut.

Sementara DR Endang Rudiatin dari Pusat Studi PSPP FISIP UMJ menyuarakan tekadnya untuk mengambil peran yang lebih besar lagi. Perguruan Tinggi Muhammadiyah lainnya diajak untuk ikut bersinergi. “Kita sejak setahun yang lalu sudah punya kantor sebagai pusat kerja di Sebatik, Tarakan, Kalimantan Utara. Siap melebarkan sayap ke wilayah lain,” kata Endang Dosen FISIP UMJ Doktor Antropologi lulusan Universitas Indonesia.

Kata Endang lagi, PSPP dalam masa dekat membangun ekonomi umat dengan Koperasi Syariah, membangun unit ekonomi kecil dengan produk makanan halal, pemberdayaan petani dan nelayan berupa bantuan modal, serta pelatihan wiraswasta bekerjasama dengan unit usaha kecil dan menengah Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. Temasuk kerjasama Menteri Dalam Negeri, Menteri Perikanan dan Kelautan serta lembaga Perbankan Syariah. “Pokoknya kita minta dukungan semua pihak. Mari beri sokongan kepada PSPP demi solusi masalah umat ini,” ujarnya yakin.

Pada kesempatan itu, Dekan FIS UMJ Makmun Murad menyampaikan sambutannya dan penghargaan pada Pusat Studi PSPP ini. Hal ini merupakan bentuk sumbangan dan pengabdian Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan UMJ khususnya kepada masyarakat bidang pencerahan intelektual dan solusi masalah yang dihadapi. (Masud)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles