Jumat, November 22, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Mendikbud Perintahkan Dirjen Kebudayaan Mengoreksi Kamus Sejarah

Jakarta, Demokratis

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim telah memerintahkan Dirjen Kebudayaan untuk mengoreksi Kamus Sejarah Indonesia yang tidak mencantumkan nama pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Asy’ari hingga Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

“Begitu saya mendengar isu ini, walaupun terjadi sebelum saya menjadi menteri, maka saya Mendikbud langsung mengambil langkah konkret, menugaskan Dirjen Kebudayaan untuk segera menyelesaikan permasalahan dan melakukan koreksi. Saya perintahkan langsung tim Kemendikbud untuk langsung melakukan penyempurnaan kamus yang sempat terhenti dilanjutkan dengan lebih cermat secara teknis dan mewadahi masukan dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk NU,” kata Nadiem Makarim dalam tayangan video yang diunggah di akun Instagram-nya, Rabu (21/4/2021).

Pada awal pernyataan, Nadiem menyebut bahwa penyusunan kamus tersebut terjadi pada 2017, atau sebelum ia menjabat sebagai menteri.

“Terkait dengan isu kamus sejarah yang tengah hangat dibahas. Kamus sejarah tersebut disusun tahun 2017 sebelum saya menjabat,” katanya.

Diungkapkan Nadiem, pada bulan yang suci ini alangkah baiknya jika bangsa ini menyikapi permasalahan dengan akal sehat, kepala dingin dan dengan solusi.

Kepada masyarakat Indonesia Nadiem memastikan bahwa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) tidak berniat menghilangkan jejak sejarah.

Ia juga memastikan, komitmen penghormatan atas nilai-nilai sejarah dan perjuangan tokoh-tokoh bangsa termasuk KH Hasyim Asy’ari dan para tokoh penerusnya, tidak akan pernah berubah.

Buku KH Hasyim Asy’ari Pengabdian Seorang Kyai untuk Negeri.

“KH Hasyim Asy’ari adalah kiai, guru, dan panutan yang telah menorehkan sejarah panjang dalam pengembangan pendidikan dan kebudayaan di Indonesia. Dan NU sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia yang lahir dari buah pemikiran beliau akan senantiasa menjadi pilar terpenting dalam setiap lini kemajuan bangsa,” kata Nadiem.

Ditambahkan, bangsa ini berhak mengetahui tokoh-tokoh yang berjasa dalam mendirikan dan membangun negeri.

Hal itu juga membuat Kemdikbud malah mendirikan museum Islam Hasyim Asy’ari di Jombang dan menerbitkan buku KH Hasyim Asy’ari Pengabdian Seorang Kyai untuk Negeri dalam rangka 109 tahun Kebangkitan Nasional.

“Saya memohon restu agar kamus sejarah yang belum pernah dimiliki negara ini dapat kita lanjut sempurnakan bersama agar nantinya dapat memberikan manfaat untuk semua,” ujar Nadiem.

Sebelumnya diberitakan, sejumlah kalangan memprotes terbitnya softcopy Kamus Sejarah Indonesia Jilid I dan Kamus Sejarah Indonesia Jilid II.

Sebab, kamus yang diterbitkan Direktorat Sejarah pada Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemdikbud itu tidak mencantumkan sosok KH Hasyim Asy’ari.

Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur salah satu yang melayangkan protes. Ponpes Tebuireng menilai kamus tersebut tidak layak jadi rujukan. Kemdikbud diharapkan menarik kembali naskah tersebut.

Sedangkan editor Kamus Sejarah Indonesia, Susanto Zuhdi mengakui bahwa KH Hasyim Asy’ari tidak ditulis dalam lema atau butir khusus sebagai tokoh. Namun, diceritakan sebagai pendiri organisasi NU.

Ia mengatakan, Kemdikbud tidak bermaksud meniadakan KH Hasyim Asy’ari dari tokoh.

Pasalnya, kamus tersebut dirancang empat entri yaitu tokoh, peristiwa, tempat bersejarah, dan organisasi, sehingga pada draf tersebut belum sempat memasukkan KH Hasyim Asy’ari dalam cerita tokoh.

Hal ini mempertimbangkan jumlah halaman. Pasalnya tokoh yang sama telah diceritakan pada bagian pendiri organisasi. (Red/Dem)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles