Orang paling penting bagi kaum nahdliyin (masyarakat Nahdlatul Ulama), KH Hasyim Asy’ari, tak ada di Kamus Sejarah Jilid I yang disusun Kementerian Pendidikan Kebudayaan (Kemendikbud).
Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid menyebut zondernya nama Hasyim Asy’ari di kamus tersebut murni karena ketidaksengajaan. Kamus itu adalah proyek gagal yang kadung masuk proses tata letak karena mengejar tenggat tahun anggaran yang habis pada 2017, meski diketahui belum rampung.
KH Hasyim Asy’ari sejatinya adalah pendiri NU pada 1926 sekaligus tokoh pergerakan prakemerdekaan. Ia tokoh penting dalam gerakan 10 November di Surabaya bersama Bung Tomo yang kelak diperingati sebagai Hari Pahlawan.