Selama beberapa hari terakhir, dunia masih ditegangkan dengan konflik yang memanas antara Israel dan Palestina.
Hamas, sebuah organisasi militan Palestina kembali menjadi pusat perhatian. Mereka mengklaim telah melancarkan beberapa serangan roket ke Israel sebagai pembalasan atas insiden di Yerusalem Timur.
Namun rupanya banyak juga yang belum mengetahui, apa itu Hamas dan bagaimana sejarah terbentuknya organisasi ini?
Hamas memiliki kepanjangan Harakat al-Muqawamah al-Islamiyyah, adalah organisasi militan Sunni-Islam Palestina dengan kehadiran yang signifikan di Jalur Gaza di sebelah barat Israel.
Organisasi tersebut memiliki dua sayap, pertama adalah sayap dakwah sebagai sayap dinas sosial, dan pasukan Izzudin al Qasam sebagai sayap militer.
Bagaimana sejarah terbentuknya Hamas?
Sheikh Ahmed Ismail Hassan Yassin, lahir pada tahun 1938 di Ashkelon, yang kemudian dikenal sebagai Al Majdel. Yassin disebut sebagai ‘Ayah’ dari gerakan Hamas setelah dia dan putranya disiksa oleh tentara Israel selama interogasi di penjara.
Perjalanan dimulai pada tahun 1978, ketika Yassin mendirikan sebuah organisasi dengan pengikut yang sangat banyak, yang kemudian dikenal dengan nama ‘Islamic Compound’.
Ketika perselisihan antara Israel dan Palestina terus membumbung pada Desember 1987, Hamas sebagai organisasi yang dipimpin oleh fundamentalis Sunni-Islam, mulai terbentuk.
Hamas saat itu sedang dalam tahap awal sebagai fraksi yang memisahkan diri dari Persaudaraan Muslim Mesir. Hingga saat ini, Yassin menjadi pemimpin perjuangan Palestina yang tak terbantahkan.
Dalam perkembangan Hamas, ia juga berkolaborasi dengan tokoh-tokoh ternama seperti Sheikh Salah Shehada dari Universitas Islam Gaza, Issa Al Nasshaar, seorang insinyur dari Rafiah dan Abdul Fattah Dokhan, seorang kepala sekolah.
Visi utama Hamas adalah untuk ‘membebaskan Palestina’ dari pendudukan Israel dari wilayah geografis, termasuk Israel, Tepi Barat, dan Jalur Gaza.
Israel dan Hamas telah berselisih sejak dimulainya organisasi tersebut. Tak jarang kedua kubu ini melontarkan roket buatan sendiri dan jarak pendek, tembakan mortir, dan senjata lainnya.
Bagi Hamas, serangan ini disebut sebagai pertahanan diri atas tindakan Israel terhadap kepemimpinan Hamas dan membuat permukiman baru di wilayah Palestina.
Kedua kubu tersebut telah berperang tiga kali sejak Hamas mengambil alih kendali Gaza dari pasukan Palestina yang bersaing pada 2007.
Hamas memenangkan kursi mayoritas di Parlemen Palestina pada tahun 2006. Hal itulah, yang menyebabkan pemotongan bantuan keuangan dari PBB, setelah Hamas menolak kondisi non-kekerasan dan pengakuan Israel sebagai sebuah negara.
Qatar adalah pendukung keuangan terpenting dan sekutu asing Hamas. Emir Qatar Sheik Hamad bin Khalifa al-Thani adalah pemimpin negara pertama yang mengunjungi pemerintah Hamas pada tahun 2012.
Hamas juga didukung oleh Turki. Dalam pembicaraan sebelum Hamas meluncurkan serangan roket terhadap Israel, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan dukungan politik untuk pemimpinnya Ismail Haniyeh.
Itulah profil dan sejarah singkat mengenai Hamas serta bagaimana mereka bisa bertahan dalam memperjuangkan Palestina. ***