Jumat, November 22, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Sejarah Malioboro di Yogyakarta

Menjadi surganya belanja sekaligus jalan-jalan, saat berlibur ke Yogyakarta kurang lengkap rasanya jika belum mampir Malioboro. Bagi warga Yogyakarta, Malioboro ini sudah sejak lama menjadi pusat dari berbagai aktivitas khususnya berdagang.

Disebut surganya wisatawan, sebab di Malioboro ini kalian bisa menemukan banyak hal. Beberapa di antaranya ada wisata budaya, belanja oleh-oleh, spot berfoto sampai dengan menjelajah kuliner tradisional khas Yogyakarta.

Kata Malioboro sendiri sebenarnya berasal dari nama Malborough, seorang anggota kolonial Inggris yang dulu menduduki wilayah Yogyakarta pada tahun 1811 hingga 1816 Masehi.

Sementara dalam bahasa Sansekerta, kata Malioboro dapat dimaknai karangan bunga.

Selain itu, Malioboro juga lekat hubungannya dengan Keraton Yogyakarta. Pasalnya, Malioboro kerap dikaitkan dengan tiga tempat sakral di Yogya, yaitu Keraton, Gunung Merapi, dan Pantai Selatan.

Konon, jika ditarik garis lurus, Malioboro merupakan sumbu imajiner antara Pantai Selatan, Keraton Yogya, dan Gunung Merapi.

Malioboro sendiri kaya akan berbagai bangunan sejarah yang didirikan oleh kolonial Belanda. Bangunan-bangunan tersebut masih ada hingga sekarang dan dapat dikunjungi wisatawan.

Beberapa bangunan peninggalan sejarah yang bisa ditemukan di Malioboro di antaranya adalah benteng Vredeburg, Istana Presiden Gedung Agung, Pasar Beringharjo, dan kawasan pertokoan Malioboro.

Saat berkunjung ke Malioboro, ada berbagai macam aktivitas yang bisa dilakukan turis.

Salah satu aktivitas yang banyak disukai turis adalah berkunjung ke kawasan nol kilometer Yogyakarta. Di sini, turis bisa melihat Benteng Vredeburg, gedung Bank BNI 1946, kantor Pos Indonesia, Bank Indonesia, dan Gedung Agung.

Kemudian, turis juga bisa berkunjung ke Pasar Beringharjo untuk wisata belanja dengan harga terjangkau.

Di sini, aneka macam batik, kerajinan tangan, hingga kuliner tradisional yang lezat dapat ditemukan.

Pasar Beringharjo juga sudah ada sejak tahun 1758, sehingga dinobatkan sebagai pasar tertua di Yogyakarta.

Berikutnya, turis juga bisa mengunjungi wilayah Kampung Ketandan yang merupakan daerah Pecinan di Malioboro. Selain menyajikan kuliner khas China, daerah Ketandan juga rutin menggelar Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta untuk menyambut Imlek.

Aktivitas wisata lainnya yang bisa dilakukan di Malioboro adalah wisata kuliner serta menyambangi berbagai angkringan yang buka hingga malam.

Selain itu, wisatawan juga bisa membeli dan menawar batik yang dijajakan di trotoar jalan Malioboro dan biasanya mulai berjualan di malam hari. ***

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles