Pilihan raya Malaysia tidak lama lagi. Partai UMNO agar dapat kembali memegang Kerajaan selanjutnya tidak bisa tidak harus bersatu mengingat selisih suara adalah mayoritas tipis.
UMNO akan kalah melawan partai koalisi oposisi. Persatuan dalam koalisi UMNO tampaknya sulit sekali. Tidak terlalu salah persatuan intern UMNO menjadi dilemma.
Dalam kaitan ini mungkin sudah banyak yang lupa dengan peristiwa konflik di Malaysia antara etnik Melayu dan etnik China. Puncak pertetangan Melayu dan etnik China tersebut ada pada pertengahan tahun 1970-an.
Dalam sudut pandang etnik Melayu hal itu sebagai dilemma antara pilihan untuk bekerjasama atau tidak bekerjasama dengan etnik China. Dalam kaitan itu Dr Mahathir Mohamad menulis  buku Melayu Dilemma, amat populer dan tepat sekali.
Inti pandangan Mahathir Mohamad itu berisi pandangannya tentang kondisi bangsa Melayu di Malaysia.
Analisa itu kemudian sebagaimana kita ketahui konflik tersebut menemukan solusi bekerjasama dalam membangun masa depan bersama Malaysia.
Kita melihat kerjasama Melayu dan China, meskipun ada dinamika politik namun secara umum adalah baik-baik saja. Artinya Melayu dan China bergandengan tangan dalam politik membangun Malaysia. Ke mudik sama ke hulu ke hilir sama ke muara.
Sekali lagi, Malaysia dilemma betul ada keretakan namun tidak sampai pecah berderai berantakan.
Tulisan ini dengan judul UMNO Dilemma mencoba membuat opini perbandingan. Tapi tidak identik. Sebab inti pati pokok perkara berbeda. Yaitu etnik Melayu sama etnik Melayunya yang diterpa dilemma. Yaitu Melayu  UMNO atau  partai UMNO dan Melayu yang ada di luar yakni partai PKR.
Bagi partai UMNO untuk keluar dari dilemma partai Melayu tertua dan sudah lama menjadi  partai penguasa harus satu suara alias harus kompak.
Sejatinya itulah tantangan saat ini yaitu bagaimana mempersatukan koalisi. Kini intern UMNO memiliki dua atau tiga figur utama sementera dari Partai PAS, Partai Pribumi inilah realitas intern UMNO.
Tugas UMNO sebagai bagian terbesar dalam Pakatan Nasioinal (UMNO, PAS dan Partai Pribumi) harus keluar dengan saru suara.
Kita dapat menarik simpulan bawa tahun tujuh puluhan kondisi real politiknya adalah Melayu Dilemma. Persoalan serius etnis Melayu menghadapi China, tapi sekarang berubah menjadi UMNO Dilemma. Yaitu memadukan intern Melayu dalam UMNO.
Kalau Partai Keadilan dalam koalisi Pakatan Harapan, mereka tidak menamakan koalisi Melayu seperti tema yang diusung UMNO.
Pada  akhirnya, wakatulah yang akan menentukan. Bagaimana UMNO keluar dari persoalan intern. Kalau tidak dilemma UMNO akan membawa kejatuhannya. Yan akan datang akan digantikan oleh oposisi menang dalam merebut pemerintahan.
Jakarta, 7 Juni 2021
*) Penulis adalah Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta