Timika, Demokratis
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) memberikan sejumlah masukan kepada manajemen PT Freeport Indonesia untuk meningkatkan standar keamanan bagi para pekerjanya dari ancaman terorisme, terutama oleh kelompok separatis bersenjata yang kerap melakukan gangguan keamanan.
Berbagai masukan itu disampaikan oleh Kepala BNPT Komjen Pol Dr Boy Rafli Amar bersama jajarannya saat mengunjungi area pertambangan PT Freeport Indonesia di Tembagapura, Mimika, Papua.
“Salah satu tugas BNPT yaitu di bidang perlindungan terhadap sarana dan prasarana, termasuk obyek vital nasional seperti PT Freeport Indonesia, pusat-pusat kegiatan masyarakat yang perlu mendapatkan perlindungan seperti Bandara, Terminal dan Pelabuhan Laut. Area-area publik seperti itu sangat dimungkinkan terjadinya aksi serangan teror,” kata Boy Rafli di Timika.
Boy Rafli mengatakan langkah-langkah mitigasi guna mencegah aksi teror di lingkungan perusahaan harus selalu dievaluasi dan dinilai terus-menerus untuk memastikan apakah sudah berjalan maksimal atau tidak.
“Kami melihat kecukupannya seperti apa mengingat dalam beberapa kurun waktu terakhir banyak dari karyawan PT Freeport menjadi sasaran korban penembakan di wilayah tempat mereka bekerja. Kami meng-update dan meng-assessment apakah sudah ada kecukupan dalam mewujudkan keamanan itu. Tentu ada masukan-masukan berkaitan dengan personel maupun pemanfaatan teknologi guna mengantisipasi ancaman-ancaman di bidang keamanan,” jelas Boy Rafli.
Jajaran BNPT menggelar kunjungan selama beberapa hari di Timika, ibu kota Kabupaten Mimika dengan agenda utama yaitu menggelar dialog nasional kebangsaan bersama tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, dan tokoh pemerintahan di sejumlah kabupaten di Provinsi Papua yaitu Mimika, Intan Jaya, Puncak, dan Puncak Jaya. (Red/Dem)