Jumat, November 22, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Setahun 14 Ton Sabu Beredar di Indonesia, Peran Pemuda Dinilai Penting Perangi Narkoba

Jakarta, Demokratis

Deputi Pencegahan Badan Narkotika Nasional (BNN), Sufyan Syarif mengungkap bahwa narkotika jenis sabu yang beredar di Indonesia rata-rata berjumlah 14 ton per tahun. Tahun ini aparat penegak hukum telah mengungkap sekitar 5 ton lebih sabu, baik yang dilakukan oleh BNN maupun kepolisian.

“Kami, BNN tiap tahun melakukan penelitian, rata-rata 14 ton sabu beredar di tengah-tengah masyarakat. Jika harga sabu per gram berkisar antara Rp 1,5 hingga Rp 2 juta, berapa jumlah kerugian sosial ekonomi kita akibat sabu? Ini baru sabu,” kata Sufyan dalam keterangannya.

Sufyan telah menyampaikan itu dalam kegiatan Pelatihan dan Pembentukan Kader Inti Pemuda Anti Narkoba (KIPAN) di Jakarta, Senin (14/6/2021). Sufyan mengatakan Indonesia merupakan pasar terbesar peredaran narkotika di Asia Tenggara. Berbagai jaringan internasional menjadikan Indonesia sebagai pangsa pasar strategis, karena memiliki penduduk lebih dari 250 juta jiwa.

“Indonesia ini pangsa pasar sangat besar, karena itu jadi incaran sindikat internasional. Sindikat dari Iran, Tiongkok, Myanmar, Hongkong,” kata Sufyan.

Menurut Sufyan, untuk mengantisipasi peredaran narkoba yang semakin marak, perlu dilakukan penguatan di masyarakat, khususnya pemuda.

“Penguatan masyarakat harus terus digencarkan, pulau-pulau harus dijaga ketat. Karena aparat penegak hukum terbatas, disinilah kita membutuhkan peran serta aktif pemuda KIPAN untuk menjadi agen pencegahan,” ujar Sufyan.

Sementara itu, Deputi Pemberdayaan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kempora) Faisal Abdullah menegaskan pihaknya berkomitmen untuk menjaga generasi muda dari bahaya narkoba. Salah satunya, yaitu melalui Pelatihan dan Pembentukan KIPAN yang berlangsung secara virtual sejak 9-19 Juni 2021.

“Sejak 2016-2021 kami bentuk kader pemuda anti narkoba, sampai saat ini sudah 74.000 lebih kader yang terbentuk. Tahun ini, kami melatih dan membentuk 3.400 kader yang merupakan perwakilan 34 provinsi,” ujar Faisal.

Faisal mewanti-wanti kepada KIPAN untuk menjadi garda terdepan dalam rangka meningkatkan kewaspadaan dan kesadaran masyarakat terhadap bahaya narkoba.

“KIPAN dibentuk bukan seperti polisi yang menangkap pengedar, tapi ditujukan untuk menjadi agen pencegahan, agar masyarakat kita semakin waspada dan pemahaman bahaya narkoba meningkat, sehingga diharapkan dapat menekan peredaran dan menjaga generasi bangsa dari tertular menggunakan narkoba,” tegas Faisal.

Menyikapi peran strategis KIPAn, Ketua MPN KIPAN Asep Sabali menyatakan siap menggerakkan seluruh potensi sumber daya kader dalam mewujudkan Indonesia bersih narkoba.

“Saat ini telah terbentuk Kader Inti Pemuda Anti Narkoba di 34 provinsi, dengan jumlah kader mencapai 75.000 lebih. Kita akan bersinergi dengan pemerintah untuk penanggulangan bahaya Narkoba dalam rangka mendukung pelaksanaan Inpres Nomor 2 Tahun 2020 tentang Rencana Aksi Nasional P4GN,” kata Asep.

Asep juga mengingatkan kepada KIPAN yang tersebar di seluruh Indonesia untuk mengampanyekan perang terhadap narkoba.

“Sebagai kader inti, kita tidak hanya cukup mengatakan say no to drugs, tetapi harus berani dan komitmen menyatakan dan mengkampanyekan war on drugs di tengah-tengah masyarakat,” tegas Asep. (Red/Dem)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Latest Articles