Aksi salip sensasional Valentino Rossi pada Casey Stoner di Tikungan 10 alias Corkscrew di Sirkuit Laguna Seca, Amerika Serikat, pada tahun 2008 lalu, menjadi salah satu dari sekian banyak aksi salip Rossi yang ikonik dan bersejarah sepanjang kariernya di MotoGP.
Sebelum balapan itu, Rossi sama sekali tak pernah menang di Laguna Seca. Menurutnya, karakter trek itu tak pernah cocok dengan gaya balapnya, dan tak pernah bersahabat dengan karakter motor Yamaha YZR-M1. Namun, pada itu, ia bertekad meraih kemenangan di sana.
Di sisi lain, Stoner dikenal selalu kuat setiap kali tampil di Laguna Seca. Trek itu cocok untuk gaya balapnya yang agresif, dan juga karakter Ducati Desmosedici GP8 yang sangat bertenaga. Stoner, yang kala itu juga berstatus juara dunia bertahan otomatis jadi favorit menang.
Mengetahui peluangnya menang lebih tipis ketimbang Stoner, Rossi bahkan sejak awal pekan sudah memberikan sinyal bahwa ia akan all-out dalam balapan itu. Kuncinya adalah melakukan start sebaik mungkin dan selalu melaju di depan Stoner, tak peduli marginnya sempit atau lebar.
Keduanya pun menjalani aksi saling salip yang sengit, dan pada pertengahan balap, Rossi menyalip Stoner di jalur dalam tikungan Corkscrew, melewati area gravel. Aksi itu mendapat protes dari Ducati, namun Dewan Pengawas Balap menilai aksi Rossi sah.
Akhirnya, Rossi meraih kemenangan usai Stoner terjatuh di tikungan terakhir beberapa lap menjelang finish. Ini adalah kemenangan perdana sekaligus satu-satunya kemenangan Rossi di Laguna Seca, sementara Stoner harus puas finish kedua.
“Saya merasa itu kemenangan krusial untuk perebutan gelar 2008, dan salah satu yang paling penting dalam karier saya. Saya masih ingat balapan ini. Di Laguna Seca, Casey selalu sangat cepat. Itu salah satu duel tersengit dalam karier saya. Itu adalah aksi salip populer yang juga ikonik,” tutur Rossi.
Stoner, yang pensiun dini dalam usia 27 tahun pada akhir 2012 dan mengantongi dua gelar dunia, juga mengaku sama sekali tak melupakan duelnya dengan Rossi kala itu, termasuk aksi salip Rossi di Corkscrew. Menurutnya, peristiwa itu membantunya berkembang sebagai pebalap.
“Jujur saja, momen itu mungkin merupakan hal terbaik yang bisa terjadi pada saya. Saya kerap memikirkan momen itu, dan akhirnya bisa menyadari situasi yang ada,” ujar Stoner, yang sempat marah pada Rossi. “Sejak itu, saya tak pernah membiarkan hal yang sama terjadi lagi, dan itu adalah momen krusial dalam karier saya. Itulah momen ketika saya jauh lebih maju,” tutupnya. ***