Kota Serang, Demokratis
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) merupakan bantuan pendanaan yang diberikan oleh pemerintah kepala sekolah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk memenuhi kebutuhan sekolah dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Bantuan tersebut diberikan kepada sekolah mulai tahun 2005 dan setiap sekolah yang mendapatkan bantuan (BOS) tersebut tidak lagi diperbolehkan untuk memungut terhadap orang tua siswa.
Bantuan yang diberikan terhadap sekolah mengacu kepada jumlah peserta didik yang ada di sekolah tersebut, tahun anggaran 2021 siswa/siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) menerima BOS sebesar Rp 1.100.000 per tahun.
Tetapi sayang bantuan operasional sekolah tersebut diduga dimanfaatkan oleh oknum penyelenggara pendidikan seperti halnya yang terjadi di SMPN 12 Kota Serang. Data yang di-input melalui sistem dapodik sebanyak 734 siswa, sedangkan uang yang dicairkan Rp 82.390.000 dengan jumlah siswa 749. Di situ terlihat perbedaan antara dapodik dengan sistem BOS salur, perbedaan jumlah siswa antara dapodik dengan BOS salur sebanyak 15 siswa, sehingga kuat dugaan pihak sekolah sengaja menggelembungkan jumlah siswa untuk mendapatkan jumlah uang yang lebih dari dana BOS.
Dugaan penggelembungan jumlah siswa di SMPN 12 Kota Serang yang terendus oleh wartawan Demokratis ketika dikonfirmasikan ke pihak sekolah melalui telepon seluler (27/7/2021), salah satu guru sekaligus selaku humas di sekolah tersebut membenarkan data temuan wartawan.
“Untuk data tersebut setahu saya memang benar seperti itu tetapi saya tidak bisa berbicara banyak karena yang lebih berwenang menjawab atas semua informasi yang disampaikan ke pihak sekolah itu kepala sekoah, dan nanti saya akan sampaikan kepada kepala sekolah,” jelasnya. (Erlan)
