Setiap 28 Juli, dunia memperingati Hari Hepatitis Sedunia. Dipilihnya 28 Juli sebagai hari hepatitis bertepatan dengan hari lahir Dr Baruch Blumberg, sosok penemu virus hepatitis B. Ia juga orang pertama yang mengembangkan vaksin hepatitis B di dunia.
Hari Hepatitis Sedunia diperingati setiap tahun. Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran tentang virus hepatitis, peradangan hati yang menyebabkan penyakit hati parah dan kanker hepatoseluler.
Tema Hari Hepatitis Sedunia 2021 adalah Hepatitis Can’t Wait. Tema ini menyampaikan urgensi yang diperlukan untuk menghilangkan hepatitis sebagai ancaman kesehatan masyarakat pada 2030.
Menurut WHO satu orang meninggal setiap 30 detik akibat penyakit terkait hepatitis, bahkan dalam krisis COVID-19 saat ini. Mengutip situs web CDC, Hepatitis adalah kelompok penyakit menular.
Hepatitis dikenal dalam pengelompokkan Hepatitis A, Hepatitis B, Hepatitis C, Hepatitis D, dan Hepatitis E. Kelompok penyakit Hepatitis memengaruhi jutaan orang di seluruh dunia.
Penemuan Virus Hepatitis Beserta Vaksinnya
Hepatitis menyebabkan penyakit hati akut dalam jangka pendek dan kronis dalam jangka panjang. Kasus Hepatitis B pertama kali ditemukan pada 1964.
Dr Blumberg mengidentifikasi antigen untuk Hepatitis B dalam darah seorang penduduk asli Australia. Dr Blumberg berhasil mengidentifikasi virus Hepatitis B, lengkap dan perannya dalam menyebabkan Hepatitis akut dan kronis serta kanker hati.
Setelah virus dan antigennya diidentifikasi, Dr Blumberg dan tim mengembangkan tes untuk mendeteksinya. Terobosan ini menghasilkan diagnosa yang akurat dari individu yang terkena hepatitis, melindungi suplai darah, dan pengembangan vaksin.
Dengan mencegah Hepatitis B kronis, yang mana juga menyebabkan kanker hati, vaksin yang dikembangkan Dr Blumberg secara efektif menjadi vaksin “anti-kanker” pertama.
Mengutip New York Times, Dr Blumberg mulai menyelidiki virus dengan memelajari penyakit kuning. Dinamakan demikian karena penderita memiliki karakteristik mata dan kulit yang menguning.
Sejak 1940, para peneliti medis menetapkan ada dua bentuk penyakit kuning yang disebabkan oleh virus. Yang satu diakibatkan infeksi usus. Lainnya menyebar melalui transfusi darah.
Kunjungan lapangan ilmiah untuk menentukan agen yang bertanggung jawab atas penyakit kuning yang ditularkan melalui darah dilakukan oleh Dr. Blumberg dan rekan-rekannya. Mereka melakukan penelitian tersebut di Filipina, India, Jepang, Kanada, Skandinavia, Australia, dan Afrika.
Pada akhirnya, virus berhasil ditemukan dari penduduk asli Australia. Saat itu masih diberi nama antigen Australia, protein yang ditemukan di permukaan virus Hepatitis B.
Ketertarikan Dr. Blumberg menelusuri variasi penyakit yang rentan membuatnya berkunjung ke layanan sukarela selama sekolah kedokteran. Ia melakukan pekerjaan sukarela di sebuah kota pertambangan terpencil di Suriname Utara.
Di sana, Dr Blumberg membantu orang melahirkan, melakukan layanan klinis dan melakukan survei malaria pertama di wilayah itu. Ia juga sangat tertarik dengan para pekerja perkebunan tebu yang didatangkan dari berbagai benua.
“Dari India, Jawa, Afrika (termasuk Djukas, keturunan budak pemberontak yang tinggal di kerajaan otonom di pedalaman), China, dan segelintir orang Yahudi keturunan migran abad ke-17 ke negara dari Brasil, hidup berdampingan, ” tulis Dr. Blumberg dalam sebuah esai.
“Respons mereka terhadap banyak infeksi di lingkungan sangat berbeda,” tambahnya.
Dr. Blumberg menulis makalah ilmiah pertamanya berdasarkan studi tersebut. Selain itu, Dr. Blumberg juga mengunjungi daerah tropis berulang kali. “Alam beroperasi dengan berani dan dramatis di daerah tropis,” tulisnya.
Jasanya dalam menemukan Hepatitis B dan vaksinnya membuat Dr. Blumberg mendapatkan penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada 1976. Dr Blumberg menjabat sebagai Dewan Penasihat Ilmiah dan Medis di Yayasan Hepatitis B dari 1992 hingga mengembuskan napas terakhir pada 2011. ***