Sukabumi, Demokratis
Aksi tawuran pelajar SMK di Sukabumi yang semakin marak dan bahkan tak jarang menelan korban jiwa juga menjadi perhatian serius anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat, Dessy Susilawati.
Wakil rakyat Komisi V dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Dessy Susilawati di sela-sela kegiatan bakti sosial menyambut HUT PAN ke-23 di kediamanya, Minggu (22/8/2021), mengungkapkan keprihatinannya atas meningkatkan aksi tawuran para pelajar di Sukabumi yang merupakan generasi penerus masa depan bangsa.
“Mutu pendidikan moral di sekolah saat ini mengalami penurunan, kurang kedisiplinan karena (guru) tidak mampu mendidik para muridnya berlaku ramah, dan saling menghargai, menghormati antar siswa lain,” tegasnya.
Menurutnya, pemerintah harus lebih cepat menanggapi aksi-aksi tawuran pelajar SMK dengan segera mengupayakan pemberlakuan pembelajaran tatap muka karena hal tersebut merupakan salah satu pendidikan karakter siswa yang terintegrasi ke dalam berbagai bentuk kegiatan di sekolah.
“Apalagi di masa-masa siswa SMK masanya harus lebih dibina serta dapat perhatian khusus dari pendidiknya (guru) dengan kaitan pendidikan karakter siswa,” tuturnya.
Dessy Susilawati juga sangat menyayangkan di masa pendemi Covid-19 yang tidak ada pembelajaran tatap muka tapi kecanggihan teknologi dan media sosial malah dimanfaat untuk kegiatan hal-hal yang negatif.
“Kematian siswa SMK di Sukabumi timur tepatnya di wilayah Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, kami tanggapi dengan penuh rasa keperihatan pada dunia pendidikan,” tuturnya.
Oleh karena itu, Dessy Susilawati meminta Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Provinsi Jawa Barat Wilayah V yang mencakupi Kota dan Kabupaten Sukabumi, harus benar-benar memperhatikan mental dan krakter siswa-siswinya dengan terus melakukan pembinaan.
“KCD Pendidikan Wilayah V Provinsi Jawa Barat juga harus terus melakukan monitoring termasuk pembinaan pada para siswa dan sekolah SMK di Sukabumi,” tambahnya.
Selain itu, dirinya juga meminta Disdik Provinsi Jawa Barat agar serius mengangapi kasus tawuran antar pelajar SMK di Sukabumi. “Jangan dianggap yang sepele karena kasus tawuran sudah banyak menelan korban, menewaskan siswa, dalam bererapa bulan terakhir sudah banyak korban meninggal,” tegasnya lagi.
Sementara untuk meminimalisir dan menindak para pelajar yang melakukan tawuran, Dessy menilai harus ada langkah komprehensif dan terintegrasi dari pihak lembaga pendidikan untuk melakukan deteksi dini maupun pencegahan sebelum terjadi tawuran antar pelajar.
“Saya mengimbau untuk membentuk satgas tawuran pada sekolah-sekolah dengan melibatkan unsur kepala sekolah, guru, siswa, masyarakat, TNI dan Polri,” pungkasnya. (Iwan)