Bogor, Demokratis
Meskipun berada di tengah kota namun kondisi Sekolah Dasar Negeri (SDN) 02 Ciseeng, Kabupaten Bogor, tampak sangat miris dan memprihatinkan sehingga sangat membutuhkan perhatian dari pemerintah.
Kepala SDN 02 Ciseeng Ojid SPd MM kepada Demokratis menjelaskan bahwa lembaga pendidikan yang dipimpin sudah dua kali mengalami musibah akibat angin kencang (badai). Pertama, pada tanggal 16 September 2021, yang mengakibatkan ambruknya plafon pada satu ruang kelas.
“Selain itu, dua ruang kelas yang lainnya dengan keadaan dinding-dinding sudah kropos sehingga tidak kuat menahan bangunan yang seharusnya sudah tidak memungkinkan untuk digunakan,” ujarnya saat ditemui di sekolah, Rabu (6/10/2021).
Selanjutnya dikatakan juga pada tanggal 29 Septermber 2021, kembali terjadi musibah yang sama sehingga memperparah ruang kelas lainnya. Dan akhirnya, pihak komite sekolah pun mengambil inisiatif cepat dengan membantu memperbaiki plafon dari salah satu ruang kelas yang rusak parah tersebut.
“Dan alhamdulliah, sudah dibangun juga kantin sekolah, dengan tujuan supaya para siswa belanja/jajan tidak keluar dari sekolah lagi, yang dapat membahayakan para siswa,” tuturnya.
Menurut Ojid, akibat kerusakan sejumlah ruang kelas tersebut, di tengah pandemi Covid-19 saat ini pihaknya pun mengambil beberapa kebijakan yakni dengan memindahkan satu ruang kelas 5 menjadi ruang kelas 6 sehingga kelas 6 menjadi dua ruangan.
“Kelas 5 dijadikan satu ruang kelas, sehingga jumlah siswanya menjadi 48 siswa, disebabkan satu orang guru kami ada yang meninggal dunia, dan kami belum mendapatkan guru penggantinya,” ungkapnya.
Selain itu, SDN 02 Ciseeng juga mengurangi jam belajar mengajar yang sebelumnya durasi belajar adalah 6,5 jam, sekarang hanya menjadi tiga jam. Kelas 1 yang berjumlah dua rombel, yang sebelumnya durasi belajar selama dua jam, sekarang menjadi satu jam.
“Menerapkan sistem belajar secara shift sehingga kelas 6 yang berjumlah 57 siswa, yang terdiri dari dua kelas terbagi menjadi sempat shift dengan dua orang guru pengajar,” tambahnya.
Menurutnya, SDN 02 Ciseeng menampung total 368 peserta didik dengan guru pengajar hanya 14 orang sudah termasuk dengan guru olahraga dan ditambah satu orang penjaga sekolah, dengan 13 rombel.
“Kami sebenarnya masih membutuhkan beberapa guru pengajar lagi, tetapi karena adanya peraturan yang tidak memperbolehkan menggunakan bantuan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) untuk menggaji guru honor, padahal sudah banyak yang melamar menjadi guru honor ke sekolah kami ini, terpaksa saya tolak,” katanya.
Ojid juga berharap agar instansi terkait di bidang pendidikan agar dapat segera mengambil sikap dan langkah-langkah konkrit untuk membantu perbaikan SDN 02 Ciseeng.
“Hal ini bertujuan untuk keselamatan dan kenyamanan belajar mengajar para peserta didik, demikian juga halnya dari sisi kesehatan sudah tidak baik. Sekiranya di tahun 2022, sekolah kami ini sudah dapat diperbaiki, demikian halnya juga dengan penambahan guru pengajar,” harap Ojid. (RY)