Bandung, Demokratis
Pelaksanaan pembangunan gedung sekolah dari dana alokasi khusus bidang pendidikan berupa rehab ruang kelas,RKB, perpustakaan dan lainnya, belum lama ini sedang di kerjakan , namun pada umumnya terkesan di kebut bila mengacu pada waktu yang di tentukan .
Hasil pantauan Demokratis di lapangan banyak sumber mengatakan dengan adaya pembangunan yang terlambat pencairanya bila hitung-hitungan dari penerimaan dana sampai proses pembangunan selesai paling 60 hari tidak 120 hari , makanya kami menambah pekerja untuk mengejar pekerjaan agar sampai pada waktu yang telah di tentukan.
Bantuan yang di kucurkan untuk sekolah contohnya sekolah tingkat SMP Negeri maupun Swasta di Kabupaten Bandung anggaran dana dari pusat (APBN) DAK diduga tidak adaya pengawasan ketat atau tidak di pantau secara serius terkesan bantuan ini dari awal pengajuan banyak masalah ,salah satunya ada sekolah siap menerima bantuan DAK tapi harus berbenah dulu lokasi yang akan di bangunnya seolah-olah di paksakan atau nabrak aturan , akhirnya terlambat pada waktu pencairan, begitu juga bintek terus-terusan.
Pekerjan harus di kebut dampak dari perjalanan itu sangat besar untuk peluang korupsi, satu contoh dari waktu pelaksanaan pekerjaan bangunan secara otomatatis satu bulan tidak di kerjakan tapi di spj-kan juga perihal RAB atau gambar tidak di pasang di lokasi pekerjaan sudah jelas-jelas menandakan ketidaktransparanan, apalagi kalau melihat papan proyek di awal dan akhir pekerjaan tidak sama waktunya dengan sekolah lain , bahkan tidak tertera berapa lama waktu pelaksanaannya. Hal ini membuat amburadulnya pendidikan karena tetap dari dulu minimnya pengawasan bisa dianggap tidak ada,sedangkan sekolah bukan orang pembangunan notulenya sebagai guru didik sangat disayangkan anggaran miliaran rupiah tidak disertai dengan pengawasan, “Bangunan sekolah bocor musim hujan, belum turun hujan udah bocor diluar”.
Di mana APH, BPK, BPKP, dan instansi terkait lainnya dalam menyikapi permasalahan ini, harusnya dari proses awal sudah mengawasi jalannya pembangunan , jangan hanya menerima hasilnya saja. (Peri Herlambang)