Jakarta, Demokratis
Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) yang merupakan bagian dari kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) menjadi salah satu program mendapat respons positif dari mahasiswa. Saat ini terdapat 13.272 mahasiswa yang lolos seleksi sedang menjalani magang bersertifikat bersama 122 mitra penyelenggara.
Hal ini disampaikan Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Paristiyanti Nurwardani saat berdialog dengan wartawan, belum lama ini.
Paristiyanti menyebutkan ada dua alasan program MSIB menjadi incaran mahasiswa. Pertama, MSIB menjembatani keinginan mahasiswa untuk terjun langsung pada dunia kerja, sehingga mahasiswa berkesempatan mengasah soft skill dan mendapatkan informasi seluas-luasnya tentang perusahaan yang dituju.
Kedua, program MSIB ini memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk dapat bekerja di perusahan yang menjadi incarannya. Tercatat hingga saat ini, Kemendikbudristek telah menjalin kerja sama dengan 300 perusahaan besar di Indonesia.
Paristiyanti menyebutkan Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim berkomunikasi langsung dengan 104 direktur utama BUMN terkait kebutuhan peserta magang. Bahkan, lanjut Paristiyanti, Nadiem meminta perusahaan tidak khawatir soal CSR. Sebab, Kemdikbudristek telah menyiapkan anggaran untuk memberikan uang saku bagi para peserta magang.
“Jadi mahasiswa sudah dicarikan tempat magang oleh Mas Menteri (Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim), ini kesempatan istimewa bagi mahasiswa yang tidak akan pernah datang dua kali. Rugi banget kalau dilewatkan,” ujar Paristiyanti.
Kebijakan magang ini, lanjut Paristiyanti diperkuat dengan Permendikbudristek Nomor 3/2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi yang mewajibkan kampus minimal memberi kesempatan mahasiswa satu semester melakukan magang atau belajar di luar kampus.
Paristiyanti menuturkan tempat magang yang disiapkan oleh Ditjen Diktiristek ini menjamin mahasiswa akan benar-benar merasakan pengalaman bekerja di perusahaan besar menjadi impian selama ini. Bahkan, apabila selama magang mahasiswa dapat memberi masukan atau terlibat dalam proyek perusahaan tersebut kemungkinan besar akan direkrut menjadi karyawan setelah program magang berakhir.
Selanjutnya, Paristiyanti menyebutkan selain mendapatkan sistem kredit semester (SKS) sebanyak 20 SKS, peserta magang juga mendapat bayaran oleh Kemendikbudristek. Dalam hal ini, mahasiswa mendapatkan uang saku.
Terkait dengan uang saku, Paristiyanti menyebutkan hingga saat ini masih ada 751 peserta yang belum terima uang saku. Pasalnya, ada kesalahan data rekening sehingga uang saku gagal ditransfer. Padahal seharusnya peserta telah menerima pencairan uang saku bulan Agustus dan September 2021 yang dicairkan bertahap sejak 21 Oktober 2021.
“Kalau salah harus dikirim ke siapa karena isi nomor rekening itu mahasiswa sendiri. Jadi kalau uangnya balik lagi (gagal ditransfer) dari kiriman LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) maka yang harus perbaiki nomor rekeningnya mahasiswa sendiri,” ucapnya.
Untuk itu, Paristiyanti mendorong peserta MSIB segera melengkapi data rekening yang salah. Kata Paris, pihaknya juga telah memberi penawaran kepada mahasiswa untuk dibantu pembuatan rekening baru Bank Rakyat Indonesia (BRI) ataupun Bank Syariah Indonesia (BSI) yang selama ini menjalin kerjasama dengan Kemendikbudristek dan menjadi salah satu bank pilihan untuk pengiriman uang saku peserta MSIB.
“Ini sebagai bukti kami ingin melakukan kegiatan sepenuh hari dan menganggap adik-adik mahasiswa sebagai anak akademis kami,” ucapnya. (Djoni)